Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo mengharapkan dana desa hanya stimulus bukan menjadi sumber utama dalam pembangunan di desa.
"Dana desa diharapkan bukan menjadi sumber utama tetapi stimulus. Untuk itu, kami mendorong agar desa mendapatkan penghasilan melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)," ujar Eko di Jakarta, Kamis.
Di beberapa daerah, ada sejumlah BUMDes yang memiliki keuntungan lebih besar dibandingkan dana desa yang diperoleh dari pemerintah. Contohnya Desa Ponggok, Klaten, melalui BUMDes bisa menghasilkan keuntungan yang mencapai Rp10 miliar per tahun melalui pengelolaan sumber daya yang ada di desa.
Desa Ponggok mengelola bekas tempat pemandian tua di desa itu menjadi objek wisata dalam air. Objek wisata tersebut semakin terkenal, setelah foto-fotonya terkenal melalui media sosial.
Saat ini, obyek wisata itu didatangi wisatawan dari berbagai daerah dan tentu saja menggerakan ekonomi di desa itu. Eko menyebut usaha BUMDes Ponggok juga merambah penyediaan fasilitas air bersih, penginapan dan rumah makan.
"Ini yang terus kita kembangkan, agar desa bisa mandiri secara finansial." Meski demikian, ia mengakui masih banyak desa yang belum sukses dalam mengelola BUMDes. Persoalannya adalah lemahnya sumber daya manusia yang dimiliki. Salah satu solusinya, pihaknya mengizinkan agar dana desa bisa digunakan untuk pemberdayaan masyarakat desa.
Dana desa, lanjut dia, terbukti mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di desa. Eko menyebut salah satu desa di Morowali mengalami pertumbuhan ekonomi yang mencapai 67 persen melalui pengelolaan dana desa.
Pada tahun ini, pemerintah menganggarkan dana desa sebesar Rp60 triliun atau setiap desa mendapatkan dana sekitar Rp800 juta hingga Rp900 juta. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat hingga mencapai Rp1 miliar per desa pada tahun berikutnya.
Tak hanya dari dana desa, desa juga mendapatkan tambahan dana dari pemerintah daerah melalui Alokasi Dana Desa (ADD) sebesar Rp300 juta hingga Rp3 miliar per tahun tergantung daerahnya.
Mendes PDTT mengatakan dana desa yang telah berjalan sejak 2015 sebesar Rp20,8 triliun dan Rp46,9 triliun pada 2016 lalu telah memberikan efek pembangunan cukup signifikan.
Dana desa telah membangun jalan desa sepanjang 66.179 kilo meter, 65.573 unit drainase, 37.962 unit penahan tanah, 36.951 unit mandi cuci kakus, 16.069 unit instalansi air bersih, 12.540 unit irigasi sawah, 13.988 unit sumur desa, 11.221 unit PAUD, 3.100 unit poliklinik desa, 1.810 pasar desa, 1.366 unit tambatan perahu, 686 unit embung air, dan 511.484 meter jembatan desa. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto
Tag Terkait:
Advertisement