Analis Forextime, Lukman Otunuga, memandang bahwa risiko utama di Indonesia pekan ini adalah rapat bank sentral di hari Kamis. Pasar memperkirakan Bank Indonesia tidak akan mengubah kebijakan suku bunga demi mendukung pertumbuhan ekonomi. Walaupun prospek ekonomi keseluruhan di perekonomian terbesar di Asia Tenggara ini masih tampak cerah, risiko eksternal dapat memaksa Bank Indonesia untuk tetap waspada dan melindungi dari tekanan inflasi dan potensi arus keluar modal.?
"Karena Fed akan meningkatkan suku bunga di hari Rabu, Bank Indonesia mungkin mengintervensi untuk melindungi rupiah dari volatilitas yang tinggi. Trader teknikal dapat mengamati reaksi USDIDR terhadap level 13400. Breakout di atas level tersebut berpotensi membuka jalan menuju 13440," ujarnya, dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (16/3/2017).
Menurutnya, dolar melemah menjelang rapat FOMC USD berada di bawah tekanan pada awal perdagangan hari Rabu karena investor bearish memanfaatkan kegelisahan pra-FOMC untuk menyerang harga. Walaupun kemampuan para penjual untuk memicu koreksi teknikal tajam menjelang rapat FOMC ini patut diapresiasi, risiko penurunan mungkin terbatas terutama karena data inflasi hari Selasa sangat menggembirakan dan memperkuat ekspektasi kemungkinan kenaikan suku bunga di bulan Maret. Perhatian akan tertuju pada pernyataan FOMC dan juga proyeksi ekonomi malam ini yang dapat memberi isyarat mengenai laju kenaikan suku bunga tahun ini.?
"Kenaikan pada "dot plot" terbaru dapat meningkatkan spekulasi bahwa Fed akan meningkatkan suku bunga AS setidaknya empat kali di tahun 2017. Dolar akan tetap kuat dengan peningkatan keyakinan yang konsisten mengenai sehatnya ekonomi AS dan prospek kenaikan suku bunga AS tahun ini," ucapnya.?
Selain itu, ia pun meminta kepada para Investor untuk bersiap menghadapi gejolak terkait Sterling karena perkembangan Brexit, risiko politik, dan ketidakpastian secara umum memicu volatilitas yang sangat tinggi. Senin ini investor berspekulasi bahwa Pasal 50 akan diaktifkan mulai Selasa sebelum pasar mengonfirmasikan bahwa Theresa May akan memulai negosiasi Brexit pada akhir bulan ini.
Laporan terkini yang dirilis pada awal perdagangan hari Rabu mengatakan bahwa Uni Eropa dapat memaksa Inggris untuk menunggu hingga Juni untuk memulai diskusi Brexit, dan ini menambah ketidakpastian yang dapat semakin menekan Sterling di jangka panjang.?
"Masalah Brexit saat ini secara efektif menimbulkan ketidakpastian terkait Sterling sehingga penurunan mungkin akan terus terjadi," tambahnya.?
Sementara itu, harga minyak mentah WTI semakin terperosok di hari Selasa karena adanya laporan lonjakan produksi Arab Saudi yang tak terduga sehingga menimbulkan kekhawatiran oversuplai besar di pasar global. Ada sedikit keraguan mengenai kepatuhan terhadap kesepakatan pemangkasan produksi, sehingga rilis informasi ini menjadi alasan bagi bears untuk menyerang harga minyak.
Optimisme terhadap pemangkasan produksi OPEC merosot tajam. Kekhawatiran bahwa OPEC tidak akan memperbarui kesepakatan ini di 6 bulan terakhir tahun ini sudah menjadi tekanan jual. Lemahnya pasar minyak menjadi topik utama kuartal ini dan bears dapat mengadakan aksi jual apabila persediaan minyak mentah AS terus meningkat tanpa henti.?
"Dari sudut pandang teknikal, harga minyak mentah WTI sangat bearish di rentang waktu harian. Level support ringan sebelumnya di sekitar $49 dapat berubah menjadi resistance sementara yang membuka jalan menuju $47," tukasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Dewi Ispurwanti
Tag Terkait:
Advertisement