PT Holcim Indonesia Tbk mengumumkan hasil kinerja keuangan perusahaan pada kuartal pertama tahun 2017. Holcim mencatatkan penurunan penjualan sebanyak 12,1% menjadi Rp 2,1 triliun dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai Rp 2,4 triliun
?Penjualan mengalami penurunan ?karena permintaan semen yang menurun karena dipengaruhi oleh perubahan cuaca dan tertundanya proyek infrastruktur dan perumahan,? Kata CEO Holcim Indonesia, Gary Schutz di Jakarta, kemarin.
Selain itu, perlambatan laju pertumbuhan ekonomi dan ketatnya persaingan pasar, masih menjadi penyebab utama tertekannya harga jual di pasar. Asosiasi Semen Indonesia (ASI) menyatakan penjualan semen nasional mengalami penurunan sebesar 1.1% pada awal tahun 2017 dibandingkan tahun lalu.
Ia mengatakan kondisi pasar di Indonesia pada kuartal I- 2017 masih sangat menantang. ?Realisasi proyek infrastruktur dan perumahan yang tertunda, diharapkan dapat menjadi titik tolak perbaikan kinerja pada sisa sembilan bulan ke depan,?tambahnya.
Untuk mengatasi dampak dari penundaan proyek serta munculnya pemain-pemain baru di industri semen Holcim mempunyai beberapa strategi. Salah satunya berfokus kepada langkah-langkah ?efisiensi biaya dan transformasi komersial. ?Holcim memiliki keuntungan dengan memiliki jaringan terpadu serta layanan dan rangkaian produk yang beragam,?tambahnya.
Sedangkan untuk mengatasi permintaan yang kurang menggairahkan, Holcim berencana mengoptimalkan jaringan terintegrasi dan peningkatan rantai pasokan. Selain itu juga memperluas jangkauan solusi bernilai tambah ke pasar potensial.
?Pemerintah telah mendesak semua pihak terkait yang bertanggung jawab terhadap proyek berjalan untuk memperhatikan setiap kendala yang menyebabkan penundaan. Namun tetap mempertimbangkan biaya progresif yang mungkin timbul,?Ungkap Gary.
Sementara itu, dari data manaejemen pertumbuhan kredit perumahan hanya mencapai 8% pada kuartal pertama 2017. Atau lebih rendah dari prediksi 11% karena daya beli yang rendah. Sedangkan pertumbuhan kredit perumahan pada kuartal II tahun ini diharapkan dapat mencapai 12% yang ditargetkan pada segmen menengah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement