PT AJ Bumiputera lahir sebagai perusahaan yang akan memiliki peran penting bagi AJB Bumiputera dan para nasabahnya. Sejak terlahirnya perusahaan ini sudah memikul tugas berat. Wiroyo Karsono yang telah malang melintang di industri asuransi mendapat amanat untuk memimpin perusahaan tersebut.
Ia ditunjuk untuk menjadi Chief Executive Officer AJ Bumiputera. Sejumlah langkah-langkah telah disiapkan. Ia memiliki fokus untuk meningkatkan kualitas sumber daya yang ditransfer dari AJB Bumiputera dan meningkatkan good corporate governance (GCG).
Tumbuh menjadi perusahaan asuransi jiwa yang besar tentunya juga menjadi target perusahaan yang lahir dengan menyandang nama besar ini. Bahkan tak sungkan untuk menargetkan masuk 10 besar perusahaan dengan premi baru terbesar.
Berikut ini petikan wawancara reporter Warta Ekonomi Heri Lingga, Arif Hatta dan Sufri Yuliardi (fotografer) dengan CEO PT AJ Bumiputera di kantor AJ Bumiputera, Jakarta pada Februari 2017:
Apa kira-kira yang melatarbelakangi anda dipilih menjadi CEO PT AJ Bumiputera?
Kenapa saya mau, saya bisa jawab. Kalau kenapa saya dipilih, sulit. Kalau mengira-ngira, pertama, mereka mungkin mau orang Indonesia, warga negara Indonesia. Dia nggak mau asing. Kedua, punya track record yang baiklah. Ketiga, mereka pikir kebanyakan perusahaan asuransi jiwa besar itu asing.
Apakah anda tidak khawatir kalau melihat sebelum-sebelumnya?
Biasanya kalau risikonya besar, dapatnya juga besar. Iya terus alasan lain, saya pikir dari awal itu selalu bekerja di joint venture company. Saya pikir kalau bisa kerja di perusahaan nasional, sesuatu yang menarik juga. Saya kalau bisa membawa perusahaan nasional menjadi perusahaan market leader sebuah kebanggaan. Kalau saya join di perusahaan asing, kemudian jadi perusahaan besar dan menjadi market leader, wajarlah.
Saya pikir Bumiputera selain ada hal-hal yang kurang positif, tapi banyak juga hal-hal positifnya. Misalnya ini sudah 105 tahun, tapi masih bisa eksis, nasabah masih tetap percaya, termasuk nasabah-nasabah prominen.?
Apa tantangan pada perusahaan baru ini?
Kita harus segera prioritaskan untuk improve adalah SDM (sumber daya manusia). Dari satu sisi loyal, tapi sudah sekian lama kerja dengan taste yang lokal. Kedua, kita bicara kompetensi. Perusahaan sebelumnya ini pelatihan atau training sangat jarang, nggak ada orang-orang yang dikirim ke luar negeri atau kita undang trainer-trainer dari luar. Jadi, SDM menurut saya nomor satu, kompetensi, dan juga etos kerjanya. Ya, etos kerjanya agak luas, baik dalam segi kecepatan bekerja maupun juga GCG (good corporate governance).
Artinya ada aturan baru di perusahaan ini?
Ya, SOP (standar operating procedure) baru yang lebih baik dan juga lebih penting lagi pelaksanaan dari SOP tersebut.
Apalagi yang anda lakukan dalam A.J Bumiputera?
Jadi kita lihat, masalah utama yang prioritasnya SDM maka kita ajak orang yang ahli di SDM. Yang kedua, operasional. Jadi, di Bumiputera ini ada sekitar 400 cabang yang sudah pindah ke kita 365 karena ada beberapa cabang yang syariah enggak ikut kita. Ada beberapa cabang juga yang khusus jual asuransi kumpulan, juga nggak ikut kita. Nah, operasional itu menjadi sangat penting untuk kita perhatikan dan kita perbaiki. Disitu sumber kebocoran. Jadi dulu itu setiap cabang itu ada rekening Bumiputera, kemudian polis juga bisa diterbitkan bukan di cabang, jadi nggak sentralisasi. Nah, dengan tidak didukung oleh infrastruktur yang kuat. Kita tutup kebocoran maka efisiensi sangat luar biasa. Nah, jadi operasional menyangkut SOP, internal control, IT, dan sebagainya. Ini dululah prioritas kita jangka pendek. Kalau yang lainnya adalah bagaimana 25.000 agen ini dipindahkan ke PT AJB, mereka merasa nyaman, bahkan kita pengennya mereka merasa lebih happy karena pelayanannya lebih cepat dan jelas. Walaupun PT baru, tapi mulai hari pertama kita sudah punya 25.000 orang yang jualan. Ini kan satu kekuatan. Ini yang kita pastikan supaya mereka nyaman kerja.
Apa produk yang ditawarkan oleh PT AJ Bumiputera?
Untuk dalam semester pertama ini kita ambil yang ada dulu, kita pindahkan. Produk-produk yang ada juga produk yang baik. Sebenarnya produk asuransi prinsipnya tiga saja, term life, endowment, atau whole life. Terus ada unit link, kita sudah ada juga unit link. Cuma penjualannya masih sedikit karena pelatihannya masih terbatas. Dari total penjualan unit link cuma ya sekitar 5%-lah. Nah, strategi jangka menengah-panjang adalah kita switch supaya unit link-nya dari 5% jadi 50%-lah sampai tahun 2020. Nggak usah 100% atau 95% seperti perusahaan asing dulu.
Apa yang ditargetkan pemegang saham ketika anda menjabat CEO?
Pasti ujung-ujungnya profit. Pasti profitnya dan sustainable profit. Tapi yang penting lagi selain itu adalah value company. Value company-nya harus naik. Nah agar value company-nya naik kan banyak komponen. Pertumbuhan bisnisnya, produk-produk yang dijual itu bukan hanya jualannya banyak, tapi produk yang dijual itu juga harus produk-produk yang value-nya bagus. Dan juga reputasi, berarti GCG yang baik dan sebagainya. Jadi, over all membuat value perusahaan naik.
Bagaimana komitmen shareholder mengingat target yang sangat besar untuk disetorkan ke AJB Bumiputera?
Pertama, jadi 40% profit sharing itu sebenarnya nggak gratis. Kita ketahui itu adalah sebagai kompensasi dari SDM, agen, jaringan, dan brand. Ya, jadi itu harus ada value-nya.
Apakah besar senilai itu?
Ya, relatiflah. Relatif, itu kan intangible. Ya susah ngukurnya. Yang penting kan sudah deal nih antara pemegang saham sama pengelola statuter AJB. Ya, kita anggap itu wajar. Tadi saya bilang bagi pemegang saham sebenarnya selain profit, value juga penting. Bahkan, sebenarnya jauh lebih penting. Dia tanamin inject berapa T (triliun), diharapin nanti suatu saat nilainya jadi 2 kali lipat atau 3 kali lipat. Nah, kalau untuk value itu, saya pikir nggak terlalu pengaruhlah yang 40% ini. 40%-nya yang diberikan seperti dividenlah. Saya rasa nggak terlalu, nggak pengaruhlah terhadap kekuatan kita untuk tumbuh dan sebagainya.
Apa target tahun ini?
Ya sebenarnya nggak muluk-muluk, pemegang saham tahun ini pengennya proses transisi migrasi berjalan dengan baik dan mulus. Karyawannya termotivasi, agen-agennya harus termotivasi. Saya pikir gitu dululah, tapi kalau ditanya soal sales, kita ingin tumbuhlah. Tumbuh mungkin sekitar 20%-25% daripada tahun lalu.
Tahun lalu berapa?
Saya juga belum ada data yang resmi tapi kisarannya antara Rp1,2-1,3 triliun, new bussines, premi baru individu. Karena ada premi baru kumpulan, ada premi renewal.
Apakah ada rencana menargetkan asuransi kumpulan?
Ada rencana, nanti di semester kedua. Setelah asuransi individu ini berjalan dengan lancar. Asuransi kumpulan juga potensinya sangat besar. Di AJBB, nasabah mereka itu korporasi-korporasi besar, termasuk BUMN-BUMN besar. Kita akan review satu-satu. Satu produknya harus produk yang memberikan value bagi perusahaan. Kedua, cara jualnya juga harus kita perhatikan supaya GCG-nya baik. Askum (asuransi kumpulan) itu preminya besar-besar dan rentan terhadap fraud dan sebagainya. Jadi kita juga harus punya proses yang baik dan kuat.
Bagaimana roadmap GCG dan budaya perusahaan PT AJ Bumiputera?
Budaya itu dari atas, dari direksi, CEOnya. Kita harus menjaga integritas, tidak ada lagi penyelewengan-penyelewengan yang seperti itu. Itu harus dibuktikan dengan kata-kata. kita misalnya harus disiplin dalam hal penyetoran premi, itu harus betul-betul ada prosesnya, ada SOP tertulisnya, ada sosialisasinya, ada tindakan yang jelas dan tegas kalau ada pelanggaran. Jadi saya pikir tidak gampang, perlu waktu juga, tapi kalau dari manajemennya satu visi, kemudian dari budaya yang sama, saya pikir harusnya possible.
Bagaimana membangun kultur yang diinginkan di daerah?
Saya dalam waktu satu setengah bulan sudah ketemu lebih kurang hampir 400 kepala cabang. Ya, boleh dibilang hampir semua kepala cabang.
Apa yang Anda sampaikan?
Saya sampaikan ke mereka bahwa saya melihat ada kekuatan di Bumiputera. Dua, saya optimistis dengan Bumiputera bisa sukses dan saya mengajak mereka untuk bersama-sama membangun dengan tujuan yang sama, dengan cara yang sama. Saya juga sampaikan ke mereka dengan sangat jelas bahwa hal-hal yang tidak baik yang selama ini ada kita harus tinggalkan dan tidak boleh lagi kita bawa ke depan. Ya, saya cukup open masalah, misalnya pelanggaran-pelanggaran keuangan. Kalau kita ada pelanggaran seperti itu, kita harus terapkan zero tolerance. Nggak ada SP 1, SP 2, nggak ada. Langsung, termasuk saya sendiri, kalau terbukti, saya harus keluar juga.
Sumber: Majalah Warta Ekonomi Edisi lll
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Arif Hatta
Editor: Hafit Yudi Suprobo
Advertisement