Emiten pelat merah, PT Timah (Persero) Tbk (TINS) menghabiskan biaya eksplorasi baik di darat dan laut selama April 2017 sebesar 44,60% atau menjadi Rp53,129 miliar. Jumlah tersebut meningkat dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp36,740 miliar.
Sekretaris Perusahaan PT Timah Tbk (TINS) Sutrisno S Tatetdagat mengatakan kegiatan eksplroasi di laut pada April tahun ini berupa kegiatan pemboran prospeksi dan pemboran rinci di perairan Bangka (laut Kantung dan laut Cupat) dan perairan Belitung dengan menggunakan lima unit kapal bor.
Sementara kegiatan eksplorasi di darat meliputi pemetaan geologi, core logging, percontohan core, pengukuran grid bor, dan pemboran timah primer di pulau Bangka (Pemali, Bukit Pret, Bukit Badi, Jangkang, Kulur, Bukit Senggiri) dan Belitung (Batu Besi Damar).
?Biaya eksplorasi ini (Rp53,129 miliar) dengan rincian sekitar Rp39,327 miliar untuk operasional dan Rp13,802 miliar sebagai biaya investasi," kata dia di Jakarta, kemarin.
Dia melanjutkan dari ?kegiatan eksplorasi tersebut, PT. Timah berhasil mendapatkan penemuan sumberdaya baik di darat maupun di laut. Di laut mendapatkan sumberdaya tereka sebanyak 11 ton, tertunjuk 23 ton, dan sumberdaya terukur 3,305 ton. Semuanya merupakan tipe endapan timah alluvial.
?Sedangkan hasil perolehan sumberdaya dari kegiatan eksplorasi di darat belum dapat dilaporkan karena masih dalam proses penyelesaian,? tambahnya.
Menurut dia, rencana kegiatan eksplorasi pada April kemarin adalah melakukan evaluasi dan melanjutkan kegiatan bulan sebelumnya. Kegiatan pemboran prospeksi dan pomboran rinci di laut akan menggunakan lima kapal bor yang dialokasikan di perairan Bangka, perairan Kundur, dan perairan Belitung Timur. Sedangkan, untuk pemboran timah primer di pulau Bangka dan Belitung.
Sementara itu Direktur Utama Timah, Mochtar Riza Pahlevi Tabrani pernah bilang, harga komoditas timah diprediksi akan terus menguat pada 2017 sebagai kelanjutan penguatan harga 2016. Pada 2016, harga rata-rata timah sebesar US$18.408 per Mton atau naik 14% dibandingkan dengan US$16.186/Mton.
Oleh karena itu, tahun ini perseroan menargetkan laba bersih Rp862 miliar atau meningkat lebih dari tiga kali lipat dibandingkan dengan Rp251,97 miliar pada 2016 seiring proyeksi peningkatan harga timah di pasar global. Selain itu, perseroan juga menargetkan produksi timah sebesar 35.550 ton pada 2017 atau meningkat 49,45% dibandingkan dengan 23.756 ton pada 2016.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Hafit Yudi Suprobo
Advertisement