Wakil Ketua Komisi VI DPR Bowo Sidik Pangarso menyatakan merosotnya omset yang diterima maskapai Garuda Indonesia serta penumpukan utang antara lain karena kinerja manajemen Garuda yang tidak optimal.
"Mulai dari rencana kerja, biaya operasional, banyak beli pesawat, dan juga kinerja manajemen yang tidak optimal," kata Bowo Sidik Pangarso dalam rilis, di Jakarta, Minggu (11/6/2017).
Politisi Partai Golkar itu juga menambahkan restrukturisasi direksi Garuda Indonesia tidak akan membawa perubahan signifikan bila manajerial dalam BUMN sendiri lemah.
Sementara terkait hutang yang melilit maskapai penerbangan tertua di Indonesia ini, Bowo mengatakan hutang tersebut tidak akan mungkin didapatkan tanpa seizin pemerintah.
Sebelumnya, pengamat kebijakan publik Agus Pambagio menyatakan Maskapai Garuda Indonesia perlu untuk melakukan efisiensi segera untuk lebih menyehatkan kondisi keuangan finansial perusahaan tersebut.
Kondisi yang dialami Garuda, menurut Agus, diperparah oleh sejumlah faktor lainnya seperti pembukaan bandara internasional yang sangat banyak, kenaikan harga avtur yang cukup tinggi, serta proses birokrasi yang panjang.
Sebagaimana diwartakan, Manajemen PT Garuda Indonesia meyakini kinerja operasional dan keuangan perusahaan itu dalam waktu satu hingga dua tahun mendatang akan lebih baik lagi dibanding saat ini dengan melakukan pembenahan, seperti optimalisasi armada pesawat dan memperbaiki kualitas pelayanan penumpang.
"Kami, terutama akan fokus melakukan perbaikan dan peningkatan sepuluh inisiatif agar kondisi operasional serta keuangan Garuda bisa lebih baik lagi dan saya optimistis bisa tercapai satu hingga dua tahun ke depan," kata Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Pahala N Mansury kepada Antara di Jakarta, Kamis (8/6).
Dia mengatakan, perusahaan sebetulnya dari sisi operasional sudah bagus, layanan kepada pelanggan juga sudah bagus, tapi harus melakukan pembenahan biaya, sehingga saat ini fokus memperbaiki dan meningkatkan pendapatan sehingga kinerja keuangan membaik, paling lama dua tahun.
Untuk itu, kata Pahala, jajarannya akan fokus melakukan 10 inisiatif, antara lain optimalisasi armada serta menurunkan biaya armada yang ada selama ini, juga memperbaiki kualitas pelayanan, terutama mengenai ketepatan waktu keberangkatan dan kedatangan pesawat sehingga memuaskan penumpang.
Selain itu, perusahaan juga harus mampu mengembangkan hubungan yang selama ini dimiliki, seperti hubungan dengan agen perjalanan dan "digital channel" yang dimiliki Garuda.
Garuda juga harus bisa memperbaiki sistem pengelolaan pendapatan yang diperoleh dari penumpang agar kondisi perusahaan bisa terus membaik.
Mengenai adanya tudingan yang mengatakan kondisi keuangan Garuda buruk, Pahala mengatakan bahwa kondisi seperti itu hanya bersifat sementara karena jika dilihat dari sisi infrastruktur, sumber daya manusia, serta produk yang dimiliki sudah sangat baik dan bisa menjadi faktor pendukung perbaikan perusahaan.
"Tinggal memperbaiki beberapa hal di 10 inisatif dengan fokus dan spesifik, maka kami yakin kinerja ke depan Garuda akan lebih baik. Saya sangat optimistis," kata Pahala. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement