Warta Ekonomi, Makassar -
Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Muhammad Syarkawi Rauf, mengapresiasi kinerja satgas pangan yang berhasil menjaga stabilitas harga selama bulan suci Ramadan. Kondisi tersebut berdampak positif pada perbaikan ekonomi nasional. Pasalnya, kepercayaan investor terus bertumbuh yang tercermin dari penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada sesi awal perdagangan pascalibur Lebaran.
Syarkawi mengharapkan efek positif atas kinerja satgas pangan dilanjutkan pasca-Lebaran. "Kinerja satgas pangan berhasil membuat inflasi pada Juni 2017 berkisar 0,69 persen, dimana penyumbang utamanya bukan komoditas pangan, tapi angkutan udara dan tarif listrik. Hal itu mendorong ekspektasi positif para investor yang akhirnya mampu menguatkan IHSG mencapai rekor 5.910 poin," kata Syarkawi, dalam siaran persnya yang diterima Warta Ekonomi, Kamis, (6/7/2017).
Kinerja satgas pangan yang diinisiasi Polri dibantu Kementan dan Kemendag, menurut Syarkawi, patut diapresiasi. Tim terpadu tersebut membuat pasokan pangan terjaga yang bermuara pada stabilitas harga. Dalam 10 tahun terakhir, Syarkawi menyebut pengendalian sekaligus pembentukan harga di pasar pada Lebaran 2017 merupakan yang terbaik. Pasalnya, harga pangan bukannya mengalami kenaikan, malah cenderung menurun. Usai Lebaran, pihaknya bersama Polri siap mengawal stabilitas harga pangan tersebut.
Selama Ramadan, Syarkawi menyatakan KPPU yang juga terlibat dalam satgas pangan aktif melakukan pengawasan. Terdapat empat komoditas pangan yang mendapatkan perhatian khusus dari KPPU dan Polri. Rinciannya yakni daging sapi, gula pasir, minyak goreng dan bawang putih. Bersama sejumlah instansi terkait, semisal Kementan, Kemendag dan Bulog, pihaknya gencar melakukan razia, baik itu ke pasar maupun gudang distribusi serta rumah potong hewan.
Syarkawi menuturkan sinergitas lintas kementerian dan lembaga itulah yang mempersempit ruang gerak para spekulan atau pelaku kartel. Sebelumnya, oknum tersebut kerap berperan memainkan distribusi pangan dan harga jual. Namun, tahun ini, satgas pangan sukses menjaga kelancaran pasokan yang membuat pedagang tidak memiliki alasan untuk menaikkan harga. "Sekarang kan langsung diawasi dan dipantau pergerakan harganya, baik itu di pasar tradisional dan modern," tuturnya.
Sebagai contoh, pada tahun-tahun sebelumnya, harga daging sapi segar bisa mencapai Rp150 ribu per kilogram. Tapi pada Ramadan 2017, harganya stabil pada kisaran Rp120 ribu daging segar kualitas terbaik. Sementara harga daging sapi beku tetap stabil Rp 80 ribu per kilogram merujuk pada ketentuan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang dipatok Kemendag. Selanjutnya, gula pasir stabil pada harga Rp12.500. Tahun lalu, harga gula pasir menembus Rp18 ribu.
Kestabilan harga juga terlihat pada minyak goreng yang mengacu pada HET sebesar Rp11 ribu per liter. Bahkan, di pasar tradisional ada yang membanderol Rp10 ribu per liter. Sedangkan, untuk bawang putih yang pernah melambung pada kisaran Rp60-80 ribu per kilogram sukses ditekan. "Harga bawang putih sudah turun, kecuali jenis cutting yang merupakan kualitas terbaik. Sejak diimpor dari China, harganya memang sudah mahal," terang alumnus Universitas Hasanuddin itu.
Stabilitas harga pangan tersebut, Syarkawi melanjutkan secara langsung berdampak pada penurunan laju inflasi nasional. Di mana, inflasi Juni 2017 tercatat hanya 0,69 persen dengan penyumbang terbesar yakni tarif listrik dan angkutan udara. Inflasi pada Ramadan 2017 juga lebih rendah dibandingkan rata-rata inflasi periode Ramadan dalam tiga tahun terakhir yakni sebesar 0,85 persen.?
Menurut Syarkawi, inflasi yang rendah tentunya memberikan dampak positif pada perekonomian nasional. "Dengan inflasi yang rendah, prospek ekonomi akan lebih membaik dengan tumbuhnya ekspektasi investor di pasar dan bursa saham. Tinggal bagaimana menjaga momentum baik ini. KPPU mengharapkan sinergitas kementerian/lembaga dalam stabilisasi harga pangan bisa terus berlanjut," pungkasnya.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil
Advertisement