akarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyebut proyek pembangunan Light Rail Transit Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (LRT Jabodebek) bisa dihemat Rp6 triliun dengan menggunakan sistem persinyalan "moving block".
"Setelah melakukan penghitungan ulang dengan perubahan teknologi yang dipakai, pemerintah menilai biaya yang bisa ditekan dalam anggaran proyek mencapai Rp6 triliun." katanya?saat membuka Kongres Teknologi Nasional (KTN) 2017 di Jakarta, Senin (17/7/2017).
Lanjutnya, LRT ini sudah sempat jalan, "Tapi kami hitung ulang, kami lihat ada teknologi yang bisa diubah, ternyata cost (biaya) bisa kurangi sampai Rp6 triliun," katanya.
Menurutnya, penggunaan sistem persinyalan "moving block" yang mengatur jarak rangkaian kereta berdasarkan jeda waktu itulah yang menjadi sumber penghematan proyek.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan tadinya proyek LRT Jabodebek menggunakan sistem persinyalan "fixed block" atau yang menentukan "headway" (jangka waktu kedatangan) kereta berdasarkan jarak.
Namun, khusus LRT Jabodebek, Budi mengatakan pemerintah sudah memutuskan untuk menggunakan "moving block" yang mengatur "headway" berdasarkan waktu seperti lima menit sekali.?
Dengan sistem persinyalan tersebut, "headway" menjadi lebih singkat sehingga kereta api yang beroperasi bisa lebih banyak.
Jumlah kereta yang lebih banyak dipastikan juga akan dapat mengangkut lebih banyak penumpang sehingga membuat biaya investasi yang lebih rendah.?
"Dengan penumpang yang lebih banyak, karena penumpang adalah faktor pembagi, maka dipastikan akan dapat angka investasi yang lebih rendah sehingga mendapatkan return yang lebih pendek. Di situlah penghematan itu," katanya. ?(VF/Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Vicky Fadil
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement