Jelang Pilkada Jawa Timur, Juni 2018 nanti, Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) telah mengantongi 15 Tokoh Jatim yang berpotensi menjadi Gubernur Jawa Timur. Nama-nama tokoh tersebuh dihasilkan lewat? riset survei metadata.
Demikian disampaikan oleh Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) Arifin Nurcahyono.?Lanjut Arifin, dari hasil survey tersebut, masyarakat Jawa Timur berharap, Sosok La Nyalla Matalitti mampu mengeluarkan persoalan ekonomi keluarga masyarakat Jatim pada umumnya seperti ketersedian lapangan kerja, iklim usaha yang kondusif dan dukungan pemerintah provinsi Jawa Timur dalam sektor industri dan pertanian.
?La nyalla memiliki tingkat keterpilihan sebanyak 13,1 persen mengalahkan Khofifah Indar Parawansa (Mensos) yang mengantongi 12,3 persen dan Syaifullah Yusup 11,2 persen, posisi La Nyalla dibawah Walikota Surabya Tri Rismaharini yang mengantongi 20,2 persen,? ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Senin (17/7/2017).
Diapaparkan Arifin, rendahnya keterpilihan Khofifah karena masyarakat Jatim sendiri menilai Khofifah sudah bekerja baik menjadi Menteri Sosial ketimbang harus jadi kepala daerah. Sementara untuk Syaiful Yusuf yang memiliki keterpilihan rendah disbanding La Nyalla dan Khofifah karena masyarakat Jatim dianggap tidak akan mampu memperbaiki keadaan ekonomi dan sosial Masyarakata Jawa Timur.
Untuk tokoh Jatim lainnya,? Ketua Harian DPP Gerindra, Laksamana Madya TNI (Purn) Moekhlas Sidik memiliki Tingkat Elektabilitas sebesar 7,3 persen, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf memiliki tingkat Elektabilitas sebesar 2,5 persen. lalu, Dr. H. Rendra Kresna (Bupati Malang ) memiliki tingkat elektabiitas 2.3 persen, Mahfud MD (Mantan Ketua MK) memiliki tingkat keterpilihan? 6,2 persen, Abdullah Azwar Anas (Bupati Banyuwangi) 1,2 persen H. MZA Djalal, M.Si (Mantan Bupati Jember ) 3,2 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 0,9 persen masyarakat Jawa Timur, dan Soepriyatno (Ketua DPD Gerindra) dipilih oleh 0,7 persen, Bupati Ngawi Sulistyono memiliki tingkat elektabilitas sebesar 4,1 persen, Kusnadi (Ketua DPD PDIP Jatim) sekaligus Wakil Ketua DPRD Jatim 0,8 persen dan terakhir, Musyaffa Noer memiliki tingkat Elektabilitas 0,4 persen.
Untuk tingkat popularitas, Kata Arifin, Syaifullah Yusup (Wagub Petahana ) 89,3 persen, Tri Rismaharini 93,1 persen, Khofifah Indar Parawansa 91,6 persen, Abdullah Azwar Anas 67,3 persen, Dr. H. Rendra Kresna 78,3 persen, Mahfud MD 90,3 persen, H. MZA Djalal, M.Si 70,3 persen, La Nyalla Matalitti 90,1 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 67,3 persen, Soepriyatno 23,7 persen. Laksamana Madya TNI (Purn) Moekhlas Sidik.66,7 persen, Nurhayati Ali Assegaf 30,3 persen, Sulistyono 84,4 Persen, Kusnadi 38,2 persen, Musyaffa Noer, 29,2 persen.
Untuk tingkat Akseptabilitas, Tri Rismaharini (Walikota Surabaya 83,4%, La Nyalla Matalitti 81,1% , Syaifullah Yusup , Khofifah Indar Parawansa, Dr. H. Rendra Kresna, Mahfud MD, H. MZA Djalal, M.Si, Laksamana Madya TNI (Purn) Moekhlas Sidik dan Sulistyono rata rata memperoleh tingkat Akseptabilitas masyarakat Jawa Timur kisaran lebih kurang diatas 65%. Sedangkan sisanya, dalam kategori popularitas masih dibawah 50% suara.
?Belum ada tokoh yang masuk lima (5) besar dalam survei ini memiliki Tingkat elektabilitas diatas 50 persen.Survei ini juga menunjukan bahwa elektabilitas Syaiffulah Yusup sebagai petahana yang dibawah 15 persen, sangat berat baginya bisa terpilih apabila maju sebagai Cagub," pungkasnya.
Survei digelar dari 29 Juni hingga 10 Juli 2017,? melibatkan partisipasi 1285 masyarakat Jawa Timur selaku responden, mencakup 9 kota dan 29 kabupaten di Jawa Timur. Data diperoleh berdasarkan DPT pilpres 2014 Jawa Timur sebanyak 30.639.900 pemilih dengan metode survei stratified multistage random sampling, margin of error sebesar +/- 2.8%, tingkat kepercayaan 95%. Sebanyak 13,6 persen responden yang tidak memilih, memberikan jawaban atau belum memiliki pilihan terhadap ke lima belas tokoh yang jadi objek penelitian. (ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Advertisement