Warta Ekonomi, Medan -
Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, Geofisika Wilayah I, Syahnan mengatakan bahwa debu yang ada di kota Medan, berasal dari guguran (lava yang jatuh) dari Sinabung dengan durasi 85-218 detik.
"Guguran itu lava yang jatuh dari Sinabung. Kenapa bisa debu itu bisa sampai, karena angin bertiup kencang ke arah timur dan tenggara," katanya menambahkan tingkat aktivitas Gunung Sinabung Level IV (Awas), Kamis(27/7/2017).
PVMBG Pos Pengamatan Gunungapi Sinabung merekomendasi, masyarakat dan pengunjung/ wisatawan tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 Km dari puncak, dan dalam jarak 7 Km untuk sektor selatan-tenggara, di dalam jarak 6 Km untuk sektor tenggara-timur, serta di dalam jarak 4 Km untuk sektor utara-timur Gunung Sinabung. Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap potensi bahaya lahar.
Mengingat telah terbentuk bendungan di hulu Sungai Laborus maka penduduk yang bermukim dan beraktivitas di sekitar hilir daerah aliran sungai Laborus agar tetap menjaga kewaspadaan karena bendungan ini sewaktu-waktu dapat jebol karena tidak kuat menahan volume air sehingga mengakibatkan lahar/ banjir bandang ke hilir.
"BPBD Kabupaten Tanah Karo segera melakukan sosialisasi ancaman bencana lahar/ banjir bandang ini ke penduduk yang bermukim dan beraktivitas di sepanjang hilir dan sekitar Sungai Laborus," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Vicky Fadil
Advertisement