Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Suksesnya Theodore Permadi Rachmat jadi Konglomerat Dermawan se-Asia, Berkarir di Astra International hingga Bangun Triputra Grup

Suksesnya Theodore Permadi Rachmat jadi Konglomerat Dermawan se-Asia, Berkarir di Astra International hingga Bangun Triputra Grup Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Theodore Permadi Rachmat atau yang akrab disapa Teddy Rachmat adalah salah satu tokoh inspiratif Indonesia. Namanya dikenal sebagai salah satu konglomerat di Tanah Air dengan beberapa bisnis besarnya. 

Lahir di Majalengka pada 15 Desember 1943, Teddy Rachmat tumbuh di keluarga yang berkecukupan. Ayahnya, Raphael Adi Rachmat, adalah seorang pedagang sukses yang membawa keluarga mereka pindah ke Bandung. 

Dengan kecukupan materi, Teddy dapat menempuh pendidikan di SD Indonesia-Belanda yang merupakan sekolah prestisius pada masanya. Ia kemudian melanjutkan ke SMP dan SMA Katolik Aloysius dan disebut terus menjadi siswa berprestasi akademik baik. Ia melanjutkan pendidikan di jurusan Teknik Mesin di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan lulus pada 1968 sebagai salah satu mahasiswa tercepat di angkatannya.

Meski memiliki hubungan keluarga dengan William Soeryadjaya (pendiri Astra), Teddy memilih memulai karir dari posisi salesman di PT Astra International. Sikap profesional dan capaian kinerja yang sangat baik membuatnya cepat naik jabatan. 

Atas kinerjanya, pada 1972, Teddy dipercaya memimpin anak perusahaan Astra yang bergerak di bidang alat berat, United Tractors. Di bagian ini, Teddy bekerja bersama Benny Subianto, yang akhirnya juga menjadi konglomerat saat ini. 

Baca Juga: Suksesnya Eddy William Katuari Meneruskan Wings Group, dari Warisan Sabun Colek hingga Bangun kebun Raya di IKN

Di bawah kepemimpinan Teddy, United Tractors berkembang pesat dan menjadi salah satu pemain utama di industri alat berat Indonesia. Keberhasilannya ini mengantarkannya menjadi Direktur Utama Astra International pada 1984. Di era kepemimpinannya, Astra mengalami ekspansi besar-besaran, dengan jumlah anak perusahaan mencapai 235 perusahaan pada 1989.

Setelah lebih dari dua dekade membesarkan Astra, Teddy memutuskan keluar pada 1998 dan mendirikan Triputra Group. Perusahaan ini menjadi wadah bagi berbagai bisnisnya, mulai dari agribisnis, manufaktur, pertambangan, logistik, hingga jasa keuangan.

Beberapa perusahaan besar di bawah Triputra Group antara lain:

  • PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) – Perkebunan kelapa sawit & karet
  • PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) – Kehutanan & perkebunan
  • PT Kirana Megatara Tbk (KMTR) – Industri karet
  • PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) – Layanan transportasi dengan 25.000+ kendaraan

Teddy juga memiliki saham minoritas di PT Adaro Energy Tbk (ADRO), salah satu perusahaan batubara terbesar di Indonesia.

Baca Juga: Didirikan oleh Karyawan Pabrik, Sabana Fried Chicken Sukses Berkembang hingga Ribuan Gerai

Menurut Forbes, kekayaan Teddy Rachmat terus meningkat dari tahun ke tahun. 

  • 2014: US$1,85 miliar (peringkat 14 terkaya di Indonesia)
  • 2022: Rp49,7 triliun (salah satu yang tertinggi di Indonesia)
  • 2024: US$3,3 miliar (Rp54 triliun), peringkat ke-16 dalam Indonesia’s 50 Richest

Teddy Rachmat dikenal sebagai salah satu konglomerat paling dermawan di Asia. Pada 1999, ia mendirikan Yayasan A&A Rachmat, yang fokus pada pendidikan, kesehatan, dan panti asuhan. Beberapa pencapaiannya:

  • 21.000 siswa menerima beasiswa senilai US$12,5 juta (Rp175 miliar)
  • Program pelatihan tahunan untuk guru sekolah dasar
  • Donasi US$5 juta (Rp70 miliar) pada 2018 untuk pendidikan & kesehatan
  • Forbes bahkan menyebutnya sebagai orang terkaya kedua paling dermawan di Asia.

Teddy Rachmat dikenal sebagai pemimpin yang tegas dan tidak nepotisme. Ia tidak serta-merta memberikan posisi tinggi kepada keluarga—anak, keponakan, atau menantunya harus membuktikan kompetensi terlebih dahulu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: