Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengajak para pedagang di pasar tradisional untuk memanfaatkan Mitra Jateng 25, sebuah program kredit modal berbunga rendah dari Bank Jateng.
"Para pedagang pasar, khususnya mereka yang usahanya skala menengah bisa memanfaatkan program Mitra Jateng 25 sebab syaratnya mudah, tanpa jaminan, suku bunganya pun rendah," katanya di Semarang, Sabtu (29/7/2017).
Ganjar menyebutkan salah seorang pedagang di Pasar Cepogo, Kabupaten Boyolali, bernama Jiyanto mengajukan pinjaman melalui Mitra Jateng 25 untuk mengembangkan bisnis dagangannya. Pinjaman sebesar Rp20 juta dari Bank Jateng melalui program Mitra Jateng 25 itu kemudian digunakan untuk mengembangkan usaha sayur organik dan membeli sapi.
"Saat ini produk sayuran organiknya sudah berkembang dan produknya siap dikirim ke toko-toko di Boyolali dan sekitarnya," ujarnya.
Menurut Ganjar, Jiyanto tidak merasa keberatan mengangsur pinjamannya ke Bank Jateng selama dua tahun karena hanya membayar Rp910 ribu tiap bulannya.
"Persyaratan pinjaman Mitra Jateng 25 juga mudah, bunga pinjaman rendah, serta tanpa jaminan," katanya.
Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen membantu para pedagang yang ada di semua pasar tradisional dengan menyediakan kredit pinjaman modal berbunga rendah.
"Hal itu bertujuan untuk mengantisipasi (ketergantungan) pedagang pasar berhubungan dengan 'bank titil' (rentenir) yang menggerogoti pedagang dan ini sesuai dengan arahan dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo," ujarnya.
Bank Jateng telah mengucurkan kredit pinjaman dengan total Rp270 miliar melalui program Mitra Jateng 25 hingga Juni 2017, dengan jumlah debitur yang sudah mencapai 10.000 orang.
Program kredit Mitra Jateng 25 akan menggunakan fitur dengan plafon maksimal Rp25 juta per debitur dengan suku bunga kredit tujuh persen per tahun efektif atau setara 3,72 persen flat per tahun atau 0,2 persen per bulan dengan jangka waktu kredit maksimal tiga tahun dan mendapatkan fasilitas tanpa agunan, tanpa biaya apapun.
Penggunaan kredit modal kerja atau investasi dengan sasaran usaha diprioritaskan pada sektor ekonomi masyarakat Jawa Tengah, seperti, pertanian, perikanan dan kelautan, perdagangan, pengolahan, serta jasa-jasa dengan metode angsuran yang digunakan menurun atau anuitas bulanan yang dibayarkan setiap bulan. (CP/Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement