Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Membuat Perencanaan Keuangan Keluarga yang Sederhana

Oleh: Stanley Christian, Senior Advisor AZ Consulting

Membuat Perencanaan Keuangan Keluarga yang Sederhana Kredit Foto: AZ Consulting
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pernahkan Anda merasa berapapun besarnya kenaikkan gaji, tapi kok merasa kurang terus? Ada yang salahkah? Anda perlu mengambil waktu sejenak untuk berpikir tenang sambil mengeavaluasi kembali mengenai keuangan.

Tentu Anda tidak ingin terus-menerus dalam masalah keuangan seperti ini yang pada umumnya terjadi pada pasangan baru atau menjadi orang tua baru. Hal sederhana yang bisa Anda lakukan adalah membuat perencanaan keuangan yang sederhana, seperti ini

1. Menabung di Awal dan Lunasi Utang

Ketika menerima gaji, yang ada di pikiran keluarga muda adalah umumnya untuk segera belanja. Ini tidak salah, namun alangkah lebih baiknya ketika Anda menerima gaji maka hal pertama yang bisa dilakukan adalah memisahkan beberapa pos, khususnya dalam hal menabung atau berinvestasi.

Anda bisa segera memisahkan terlebih dahulu porsi menabung di awal sehingga baru bisa belanja dengan sisanya. Jangan dibalik posisinya karena bila menabung dengan menunggu sisa maka pada akhirnya tidak akan pernah ada sisa. Buatlah kondisi agak terpaksa sehingga nanti menjadi terbiasa.

Setelah porsi menabung sudah, selanjutnya adalah utang. Utang adalah sesuatu yang harus dilunasi. Jadi jika kita masih punya utang segera selesaikan dan berusahalah untuk menghindari utang bila utang belum selesai. Hindari penggunaan kartu kredit untuk keinginan konsumtif karena utang tersebut hanya akan membebani perencanaan keuangan keluarga.

2. Punya Proteksi

Proteksi sama seperti perlindungan. Perlindungan terhadap apa? Perlindungan terhadap kerugian secara ekonomi. Proteksi yang wajib dimiliki sebagai keluarga adalah dana darurat dan asuransi (kesehatan dan Jiwa).

Dana darurat berjaga-jaga bila ada hal yang tidak diinginkan, misal anda terkena PHK, atap rumah bocor, kendaraan harus masuk bengkel, di mana itu semua perlu biaya dan entah kapan terjadinya. Jadi memang disiapkan dana untuk berjaga-jaga pada kondisi darurat.

Sama halnya dengan asuransi, baik asuransi kesehatan dan asuransi jiwa. Bila Anda atau pasangan atau anak masuk rumah sakit, pelu biaya untuk rawat inap maka asuransi kesehatan yang berfungsi untuk menutupi biayanya.

Lalu, kegunaan asuransi jiwa apa? Tentu sebagai tulang punggung keluarga bila meninggal dunia, ada uang pertanggungan yang diberikan kepada ahli waris untuk tetap menjalankan hidup. Tentu kita tidak tahu kapan cobaan datang, baik sakit atau meninggal, maka sebaiknya Anda memiliki proteksi tersebut.

3. Membuat Surat Wasiat

Mayoritas orang Indonesia masih memiliki anggapan bahwa membuat surat wasiat hanya untuk orang yang sudah tua atau yang sudah sakit-sakitan. Kesehatan dan kematian tidak?ada yang bisa memprediksi kan? Bahkan banyak yang mengatakan tabu atau tidak sopan.

Namun pernahkah Anda melihat atau mendengar keluarga yang bertengkar karena memperebutkan harta? Anak dan orang tua saling bertengkar karena harta? Sama hal dengan proteksi, kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi ke depan seperti apa maka lebih baik kita menyediakan paying sebelum hujan.

Sebagai orangtua yang baik pasti tidak ingin anak-anak terlantar kehidupannya setelah orangtua meninggal maka untuk menghindari pertengkaran antara saudara dan jatuh ke pihak yang tidak tepat, bukan hal yang tabu membuat surat wasiat. Hal ini sah-sah saja.

Membuat perencanaan keuangan keluarga sebenarnya sangatlah sederhana, yang membuat sulit adalah Anda sering menunda dan terlalu menganggap remeh sebuah perencanaan. Tidak akan bosan-bosan saya mengingatkan untuk membuat perencanaan keuangan yang sederhana, tidak perlu ribet, tapi bisa diterapkan dan dilakukan. Semoga dengan tulisan kali ini, Anda bisa segera membuat perencanaan yang baik dan sederhana.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: