Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Balikpapan Luncurkan e-Parkir di Dua Pusat Perbelanjaan

Balikpapan Luncurkan e-Parkir di Dua Pusat Perbelanjaan Kredit Foto: Andi Aliev
Warta Ekonomi, Balikpapan -

Pemerintah Kota Balikpapan bersama Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Balikpapan meluncurkan pembayaran parkir nontunai (e-Parking) di Kawasan pusat perbelanjaan Balikpapan Super Blok (BSB), Senin siang (21/08/2017).

Selain di Kawasan BSB, pembayaran parkir non tunai juga diterapkan di Plaza Balikpapan jalan Jenderal Sudirman.

Pembayaran non tunai, masyarakat tidak perlu repot menyiapkan uang tunai untuk melakukan pembayaran parkir, melainkan menggunakan kartu uang elektronik yang dapat diisi ulang dengan saldo uang.

Peluncuran ditandai dengan penyerahan kartu uang elektronik dari perwakilan 3 bank pelaksana pembayaran nontunai, yaitu Bank Mandiri, Bank BNI, dan Bank BCA kepada Wali Kota Balikpapan.

Wali kota Rizal Effendi melakukan simulasi pembayaran dipintu keluar parkiran Kawasan BSB. Dari simulasi diketahui pelayanan non tunai ini butuh 12 detik sementara pelayanan tunai hanya 7 detik.

Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengajak seluruh pihak ?untuk mendukung Gerakan Nasional Nontunai di Kota Balikpapan yangdiakui belum terlalu antusias.

Menurutnya semangat menjalankan gerakan ini agar terus dilaksanakan agar Warga Balikpapan mendapatkan manfaatnya yakni kepraktisan dalam bertransaksi.

?Saya sejak 1 Agustus lalu telah mengeluarkan surat edaran kepada seluruh instansi agar dapat ikut melakukan gerakan ini. Kita juga sasar generasi milenial yang ?menggunakan teknologi IT ikut menyukseskan gerakan ini,? ajaknya.

Sementara Kepala KPw Bank Indonesia Balikpapan Suharman Tabrani menambahkan pembayaran parkir nontunai merupakan wujud dari gerakan nasional non tunai untuk untuk mendorong masyarakat menggunakan sistem pembayaran dan instrumen pembayaran nontunai. Dengan menggunakan pembayaran non tunai transaksi pembayaran menjadi semakin praktis.

?Selain itu pembayaran nontunai juga merupakan indikator kemajuan dari suatu negara,? ungkap Suharman, Senin siang (21/08/2017).

Dia mengaku persoalan ini masih terkendala pada prilaku masyarakat yang cendrung masih lebih menyukai pola pembayaran tunai. ?Disamping itu ada kendala infrastruktur konektivitas jaringan. Kalau ini lambat memang jadi kendala dan justru masyarakat jadi malas,? katanya saat peluncuran cash less untuk pengisian BBM di SPBU MT Haryono kerjasama Pertamina dan Bank Mandiri.

Penerapan transaksi non tunai di Balikpapan ?ini merupakan tindaklanjut dari perjanjian kerjasama tentang Elektronifikasi Keuangan pemkot pada 18 April 2017 lalu bersama KPw Bank Indonesia Balikpapan dan Pemkot Balikpapan.

?Kedepannya Bank Indonesia dan Pemkot Balikpapan akan terus bekerjasama dalam mengembangkan program-program serupa dengan instansi terkait,? tambahnya.

Suherman mengungkapkan berdasarkan data Bank Indonesia, sebagian besar aktivitas transaksinya masih didominasi oleh penggunaan uang kartal atau secara tunai. Dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya persentase transaksi ritel dengan uang tunai di Indonesia paling tinggi, yaitu sebesar 99,4%, sementara Malaysia 92,3% dan Singapura 55,5%.

Transaksi penggunaan uang tunai ini memiliki beberapa kelemahan, seperti biaya pengelolaan uang yang sangat besar yaitu sebesar Rp3 Triliun pertahun yang harus dikelurkan BI, transaksi yang tidak praktis , dan tidak adanya pencatatan transaksi sehingga berpeluang muncul tindakan kriminal seperti terorisme dan pencucian uang.

?Dengan tidak adanya pencatatan, perencanaan ekonomi juga menjadi kurang akurat karena ada banyak transaksi yang tidak tercatat atau kita kenal dengan Shadow economy,? ?tukasnya.?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Andi Aliev
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: