Literasi Keuangan RI Rendah, OJK Ingin Lembaga Keuangan Semakin Masif
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong kepada setiap lembaga jasa keuangan untuk terus melakukan kegiatan edukasi keuangan kepada masyarakat.
Kepala Departemen Literasi dan Inklusi Keuangan OJK, Agus Sugiarto mengungkapkan berdasarkan survei nasional literasi keuangan yang dilakukan OJK pada tahun 2016 menunjukkan bahwa terdapat 67,82% (inklusi keuangan) masyarakat yang menggunakan produk dan layanan keuangan.
Namun hanya 29,66% (literasi keuangan) penduduk yang memiliki pengetahuan, keterampilan, kepercayaan, sikap, dan perilaku yang memadai dalam menggunakan produk dan layanan keuangan.
?OJK saat ini mengawasi sekitar 3100 lembaga jasa keuangan. Kami wajibkan kepada semua lembaga jasa keuangan wajib melakukan kegiatan literasi. Bahkan kami sudah perkuat dengan Peraturan OJK No. 76/POJK.07/2016 tentang Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan,? Kata Agus saat menghadiri peluncuran Gerakan Indonesia Cerdas Finansial (GICF) di Jakarta, Selasa (22/8/2017).
Terkait peluncuran GICF, Agus pun menyampaikan apresiasinya kepada Syamsi Dhuha Foundation (SDF) melalui unit usahanya Financial Wisdom yang menjadi pelopornya. Menurutnya gerakan tersebut dapat menjadi pendorong bagi lembaga jasa keuangan lainnya untuk melakukan edukasi kepada masyarakat luas tentang layanan keuangan.
?Saya merasakan tugas kami sangat berat. Ada 250 juta penduduk dan semuanya harus diliterasi. Dari hasil survei OJK tahun 2016, ternyata hanya 29 orang per 100 penduduk yang kita sebut melek keuangan. Yang 70 itu gak melek. Untuk itu, kami sebagai regulator merasa perlu bersinergi dengan semua pihak yang ada di Indonesia. Kami tidak mungkin melakukan gerakan literasi maupun edukasi bersifat top down,? kata Agus.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi
Advertisement