PT Timah (Persero) Tbk (TINS) akan melakukan penawaran umum berkelanjutan obligasi I tahap I senilai Rp1,2 triliun yang merupakan bagian dari rencana penerbitan obligasi I senilai Rp2,1 triliun.
Perseroan juga akan menawarkan sukuk ijarah berkelanjutan I tahap I dengan target sisa imbalan ijarah sebanyak-banyaknya Rp300 miliar yang merupakan bagian dari rencana penawaran sukuk ijarah berkelanjutan I senilai Rp700 miliar.
Direktur Bahana Securities Andi Sidharta selaku penjamin pelaksana emisi mengatakan jika obligasi berkelanjutan I tahap I ini terdiri dari dua seri yakni seri A berjangka tiga tahun dengan tingkat suku bunga 8,5-9 persen per tahun, serta seri B berjangka lima tahun tingkat suku bunganya 8,75-9,25 persen per tahun.
"Sementara sukuk ijarah tahap I juga terdiri dari dua seri yakni ser A berjangka tiga tahun dengan bunga 8,5-9 persen per tahun dan seri B 5 tahun 8,75-9,25 persen per tahun," ujarnya di Jakarta, Kamis (24/8/2017).
Masa penawaran awal dilakukan 24 Agustus-6 September 2017 dan masa penawaran umum 20,22,25 September 2017 dengan perkiraan pencatatan di BEI pada 2 Oktober 2017. Pefindo memberikan peringkat idA+ untuk obligasi ini.
Sebagai penjamin pelaksana emisi Bahana Sekuritas, BNI Sekuritas, Danareksa Sekuritas, DBS Vickers Sekuritas Indonesia, dan Mandiri Sekuritas dengan wali amanat Bank BNI.
Direktur Utama Timah Mochtar Riza Pahlevi Tabrani mengatakan dana hasil penerbitan obligasi setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan perseroan sebesar 70 persen untuk belanja modal (capital expenditure/capex) yang terdiri dari rekondisi alat produksi, peningkatan kapasitas produksi yang meliputi pengadaan kapal isap produksi (KIP), pengadaan kapal penambangan laut teknologi tepat guna, pengadaan peralatan ausmelt dan fuming, kegiatan eksplorasi dan pembukaan tambang besar.
"Sisanya, sebesar 30 persen akan digunakan untuk pelunasan sebagian utang jangka pendek yang berasal dari fasilitas kredit modal kerja," ucapnya.
Sementara itu, dana hasil emisi sukuk ijarah setelah dikurangi biaya emisi ajan digunakan seluruhnya oleh perseroan untuk rekondisi peralatan produksi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Cahyo Prayogo
Advertisement