Sebanyak 306 perusahaan telah mendapat sertifikat Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO). Luas kebun sawit mereka mencapai 1,82 juta hektare. Pemerintah sendiri menargetkan 350 perusahaan terdaftar dengan sertifikasi ISPO hingga akhir tahun ini.
"Sekarang baru 306 perusahaan. Desember nanti Insya Allah capai 350 perusahaan,? kata Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan), Bambang dalam acara Penyerahan Sertifikat ISPOke IX di Auditorium Kementan, Jakarta, Selasa (29/8/2017).
Bambang menambahkan, dengan semakin banyaknya lahan sawit yang tersertifikasi ISPO, semakin meyakinkan dunia internasional bahwa ISPO merupakan standar keberlanjutan yang diakui dapat pasar internasional
?Makin cepat makin baik. Target kita supaya diakui di pasar internaisonal harus sebanyak-banyaknya, sehingga pasar tidak meragukan lagi bahwa produk turunan kelapa sawit indonesia tidak dilakukan dengan syarat-syarat yang tidak baik," ujarnya.
Komisi ISPO sendiri terus menjalankan sosialiasi agar target sertifikasi ISPO bisa tercapai secepatnya. Hingga saat ini, pemberian sertifikat ISPO kepada 306 pelaku usaha atau 81,04%, dari jumlah 551 pelaku usaha perkebunan telah mengikuti sosialisasi.
Selain itu, LHA yang diterima sekretariat komisi ISPO sebanyak 376 laporan, dalam proses verifikasi/SKPD dan ditunda sebanyak 70 laporan dan ada pula yang ditunda pengakuannya karena belum adanya kejelasan sebanyak 11 perusahaan.
Sampai Agustus 2017, Komisi ISPO menyetujui 40 sertifikasi bagi perusahaan perkebunan dengan luas areal sebesar 202.427,17 Ha dan produksi CPO sebesar 539.265,88 ton. Pada April 2017, tim sertifikasi telah menyetujui 40 sertifikasi bagi 38 perusahaan perkebunan, 1 Koperasi Unit Desa (KUD) Plasma dan satu asosiasi kebun swadaya dengan luas areal sebanyak 249.543,37 hektare dan produksi CPO sebesar 861.425,82 Ton.
Ini berarti jumlah sertifikasi ISPO yang diterbitkan dari tahun 2011 sampai 2017 telah mencapai 306 sertifikat dengan luasan 1.882.075 hektare dan total produksi CPO 8.147.013,63 ton.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi
Advertisement