Setiap calon pengusaha biasanya dihadapkan pada?kondisi sulit untuk melihat peluang. Karena biasanya, hanya orang-orang yang memiliki kematangan dalam berbisnis?yang mampu melihat adanya peluang.
Pemilik Lippo Group Mochtar Riady menjelaskan dalam bukunya yang berjudul Manusia Ide?mengatakan bahwa setiap pengusaha harus jeli dalam melihat peluang, bahkan di dalam situasi krisis sekalipun.
"Pengalaman mengatakan ketika Indonesia dilanda krisis ekonomi, saya melihat ada peluang di bidang pengembangan sumber lahan yang mengandung banyak potensi bisnis di dalamnya, antara lain usaha di bidang pendidikan, rumah sakit, pusat perbelanjaan supermal dan supermarket, dan sinema. Peluang ini kami manfaatkan dan kembangkan menjadi core business Lippo Group di kemudian hari," katanya sebagaimana dikutip di Jakarta, Sabtu (2/9/2017).
Dari hasil pengamatannya, Mochtar mengatakan bahwa di Jakarta ada dua perusahaan pengembang lahan yang besar dan lancar, tetapi keuntungannya tidak seimbang. Penyebabnya, mereka selalu tergesa-gesa menjual tanah mentah yang belum diolah dan belum ada nilai guna dan nilai tambahnya.
Seharusnya, menurut Mochtar, nilai guna lahan tersebut ditingkatkan dulu dengan dilengkapi sarana dan fasilitas pendukung berkualitas tinggi. Dengan demikian, nilai tambah harga lahan dengan sendirinya akan meningkat.
"Berdasarkan pengalaman tersebut, ketika kami mengembangkan lahan Lippo Karawaci pada tahun 1990, saya sengaja menyisihkan 400 hektare lahan di lokasi strategis. Sementara itu, lahan tersebut digunakan sebagai taman buah dan tanaman, sarana lapangan olahraga dan hiburan. Tujuannya, selain untuk memelihara dan memperindah lingkungan hidup juga sebagai lahan cadangan untuk jangka panjang, menantikan nilai gunanya menjadi lahan matang, dan nilai tambah harga tanah tersebut pasti akan melambung tinggi. Di Lippo Cikarang, kami juga menyisihkan 700 hektare lahan dengan maksud yang sama seperti lahan Karawaci," ungkap Mochtar.
Krisis ekonomi lndonesia pada tahun 1991 justru membawa keberuntungan bagi Lippo Group. Mochtar mengaku selalu memiliki keyakinan bahwa di dalam kondisi krisis itu apabila mata pengusaha?jeli melihat dan otak cerdas menganalisis situasi.
"Niscaya di dalam krisis terdapat keberuntungan," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ning Rahayu
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement