Akankah Tragedi Srebrenica Terulang Kembali di Myanmar? (2)
Pada hari Selasa, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres juga memperingatkan terkait dengan resiko upaya pembersihan etnis, kemudian dirinya meminta pemimpin sipil Myanmar Aung San Suu Kyi dan juga pasukan keamanan negara tersebut untuk mengakhiri kekerasan kepada warga Rohingya.
Dua sumber mengatakan kepada Al Jazeera pada hari Kamis bahwa beberapa orang telah ditembak mati di dekat kota Maungdow di Rakhine, dengan asap tebal terlihat mengepul dari desa Godu Thara setelah pasukan keamanan membakar rumah-rumah warga Rohingya yang melarikan diri dari wilayahnya.
Sumber-sumber tersebut mengatakan bahwa di desa-desa lain yang terkena dampak kekerasan tersebut, para pemimpin masyarakat tidak dapat menawarkan pemakaman Islam setelah para imam melarikan diri ke hutan.
Akses ke area tersebut telah diblokir kepada media asing sehingga Al Jazeera tidak dapat secara independen memverifikasi akun sumbernya.
Berbicara kepada Al Jazeera dari kota Maungdow dengan nama samaran, Anwar, 25 tahun, mengatakan bahwa ada "kampanye militer yang berkelanjutan dan menargetkan umat Islam sebagai targetnya"
"Tentara Myanmar dan ekstremis Buddha secara khusus menargetkan populasi Muslim," ujarnya.
"Wanita, anak-anak, orang tua tidak ada yang mampu menghindari situasi yang terus bertambah buruk dan pemerintahan Aung San Suu Kyi tidak mampu untuk mengatasi krisis tersebut," Anwar menambahkan, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera, Jumat (8/9/2017).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo
Tag Terkait:
Advertisement