Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Analis Tak Menampik Jika Kasus Bayi Debora Pengaruhi Saham RS Mitra Keluarga

Analis Tak Menampik Jika Kasus Bayi Debora Pengaruhi Saham RS Mitra Keluarga Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Analis Senior Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada tak menampik jika penurunan saham PT Mitra Keluarga Karyasehat (MIKA) disebabkan mencuatnya kasus bayi Debora yang meninggal di Rumah Sakit (RS) Mitra Keluarga Kalideres. Akan tetapi, dirinya tak bisa menyebutkan sampai kapan kasus tersebut akan mempengaruhi pergerakan saham MIKA.

"Kurang lebih ada imbasnya. Kalau berapa lamanya tergantung dari persepsi pelaku pasar," jelasnya, saat dihubungi, di Jakarta, Senin (11/9/2017).

Reza mengatakan kemungkinan penurunan harga saham MIKA bisa diredam apabila perseroan memberikan penjelasan kepada masyarakat. "Kalau dari MIKA sendiri ada sanggahan, bantahan, rilis, atau mungkin langsung menyatakan bertanggung jawab, mungkin bisa segera diatasi," ucapnya.

Kasus meningalnya bayi Debora di Rumah Sakit (RS) Mitra Keluarga Kalideres ternyata mempengaruhi harha saham MIKA. Pada pembukaan pasar hari ini saham MIKA langsung berada di zona merah, turun 50 poin ke Rp2,080 per saham.

Sebelum penutupan sesi I atau pukul 11:45 waktu JATS, saham MIKA anjlok 90 poin atau 4,27 persen ke level Rp2,020 per saham. Bahkan, saham MIKA sempat menyentuh level terendah di Rp1,950 per saham. Padahal saat penutupan perdagangan pekan lalu, saham MIKA masih berada di posisi Rp2,130 per saham.

Memang, saat ini perseroan tengah dirundung masalah terkait dengan kasus meninggalnya bayi Debora di RS Mitra Keluarga Kalideres. Bayi yang bernama lengkap Tiara Debora yang menderita sesak napas ketika orang tuanya membawa ke rumah sakit. Saat sampai di RS Mitra Keluarga Kalideres, bayu Debora sempat mendapatkan pertolongan pertama dari dokter jaga. Setelah itu, dokter menyatakan jika bayi Debora harus masuk ke pediatric intensive care unit (PICU). Namun, orang tua bayi Debora kekurangan biaya untuk memasukan anaknya ke ruang PICU karena RS Mitra Keluarga Kalideres tidak melayani pasien BPJS.

Manajemen RS Mitra Keluarga menyatakan jika pihaknya saat itu membantu keluarga bayi Debora mencari RS yang menerima pasien BPJS. Sayangnya, kondisi bayi debora memburuk dan akhirnya menghembuskan napas terakhir ketika pihak RS dan orang tua bayi Debora sedang mencari RS yang bisa menampung pasien BPJS.

Kasus ini pun mendapat perhatian dari masyarakat. Banyak pihak kecewa dengan perlakuan RS Mitra Keluarga Kalideres yang tidak memberikan pelayanan yang maksimal tehadap pasien. Pihak Dinas Kesehatan DKI Jakarta pun akan memanggil manajemen Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres terkait meninggalnya bayi Debora. Dinkes akan meminta keterangan paramedis yang menangani Debora. Pemanggilan akan dilakukan hari ini.

Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat, Weningtyas dalam keterangannya menjelaskan, berdasarkan cerita orangtua Debora yang beredar di media sosial, serta dari keterangan pers yang dikeluarkan pihak rumah sakit, Debora meninggal tanpa sempat mendapat pertolongan maksimal di rumah sakit. Wening menyayangkan respons RS Mitra Keluarga Kalideres terhadap pasien terkendala biaya seperti pasangan Rudianto dan Henny.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi

Advertisement

Bagikan Artikel: