Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

ACT Ajak Indonesia dan Dunia Bangun Kembali Rohingya

ACT Ajak Indonesia dan Dunia Bangun Kembali Rohingya Kredit Foto: Ning Rahayu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Terdampar di wilayah perbatasan Bangladesh adalah nasib sebagian besar pengungsi baru Rohingya yang kini telah menembus angka 420 ribu jiwa. Jika diakumulasikan dengan 500 ribu pengungsi lama yang sudah bermukim di kamp-kamp pengungsian Bangladesh, kini jumlah mereka hampir mencapai satu juta jiwa. Jumlah populasi tersebut setara dengan populasi sebuah kota besar di lndonesia, menurut Peraturan Pemerintah (PP) No 28 Tahun 2008 terkait klasifikasi kota.?

Ironisnya, mereka bukanlah bagian dari penduduk kota yang madani. Tak memiliki status kewarganegaraan, mereka hidup tanpa hak-hak dasar yang umumnya diperoleh setiap insan manusia. Mereka hanya sekedar bisa bertahan hidup. Hal itu pun sudah sangat mereka syukuri.?

Sejak gelombang eksodus Rohingya tiba di Bangladesh pada akhir Agustus lalu, bangsa Indonesia tidak pernah menutup mata terhadap krisis kemanusiaan yang terjadi cukup dekat dengan mereka. Rakyat Indonesia bersama Aksi Cepat Tanggap terus mendistribusikan bantuan darurat untuk puluhan ribu pengungsi baru Rohingya. Hingga Minggu (24/9) bantuan pangan, logistik, dan kesehatan telah menjangkau hampir 60 ribu pengungsi baru di 10 titik pengungsian di Bangladesh.?

Sekitar satu bulan bantuan rakyat Indonesia menyambangi pengungsi di perbatasan. Namun bantuan tersebut dinilai belum mampu membantu para pengungsi untuk membangun kembali kehidupan yang berdaya. Untuk itu, ACT berkomitmen untuk kembali membangun kehidupan masyarakat Rohingya agar dapat menjalani hidup normal seperti sedia kala.?

Presiden ACT Ahyudin mengatakan, "Bukan sekedar penyelamatan kemanusiaan yang waktunya relatif singkat, kemudian kita mengatakan bahwa kita sudah berbuat. Tidak seperti itu. Kami memiliki paradigma bahwa agenda kemanusiaan itu adalah agenda membangun kehidupan Rohingya kembali," katanya dalam konferensi pers ACT di Jakarta, Rabu (27/9/2017).?

Bagi Ahyudin, Indonesia merupakan bangsa yang kaya sangat besar untuk sekedar membantu memulihkan kembali kehidupan masyarakat Rohingya yang hingga kini masih sangat memprihatikan.?

Menurut Direktur Global Humanity Response ACT Bambang Triyono, dibutuhkan ikhtiar besar dan berkelanjutan untuk membantu pengungsi Rohingya menjadi komunitas yang berdaya di berbagai aspek kehidupan. Ikhtiar tersebut terangkum dalam Program Pemulihan dan Rekonstruksi untuk Rohingya.?

?Melalui program jangka panjang ini, kami ingin setidaknya 1.000 keluarga pengungsi Rohingya dapat disejahterakan dan berdaya. Jika satu keluarga saja ada 5 hingga 7 anggota, tentu akan banyak pengungsi Rohingya yang menerima manfaat dari program ini,? jelas Bambang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: