Dari 17 Kabupaten/kota di Provinsi Sumsel, saat ini baru 4 daerah yang memiliki tenaga dokter spesialis Patologi Klinik, oleh sebab itu Pemrov Sumsel mendorong kebutuhan dokter di Sumsel.
Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Selatan, Nasrun Umar menjelaskan dengan masih banyak daerah yang belum memiliki tenaga medis tersebut, tentunya Pemprov. Sumsel mendukung para dokter umum dalam melanjutkan pendidikan spesialis bidang Patologi Klinik.
"Dari 17 Kabupaten dan Kota yang ada di Sumatera Selatan baru 4 daerah yang memiliki tenaga dokter spesialis Patologi Klinik," jelasnya saat membuka pertemuan ilmiah tahunan (PIT) XVI Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium Indonesia (PDS PatKLIn) di Hotel Novotel Palembang, Kamis (26/10/2017).
Selain itu pula Pemprov Sumsel berharap Fakultas Kedoteran Universitas Sriwijaya (UNSRI) berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan tersebut, karena dokter spesialis Patalogi Klinik merupakan salah satu persyaratan minimal yang harus ada di rumah sakit mulai dari tipe C yang ada di Kabupaten dan Kota.
"Pemerintah Sumsel akan mensupport habis apapun yang bisa dilakukan untuk memenuhi kekurangan tersebut, seperti yang kita ketahui Gubernur kita Alex Noerdin begitu konsen dengan yang namanya kesehatan dan pendidikan,? ulasnya.
Apalagi, dokter spesialis patologi klinik sangat penting karena memiliki kemampuan dan kompetensi mendeteksi penyakit apa yang di diagnosanya.
Ketua PDS PatKLIn, Prof. Dr. Ida Parwati SP. PK. (K). Ph.D menjelaskan Patologi klinik merupakan bagian dari ilmu kedokteran klinik yang ikut mempelajari masalah diagnostik dan terapi, ikut meneliti wujud dan perjalanan penyakit pada seorang penderita atau bahan yang berasal dari seorang penderita.
Patologi klinik, tambahnya merupakan cabang dari ilmu patologi, berbeda dari cabang ilmu patologi lainnya, yaitu patologi anatomi, yang mempelajari mengenai anatomi jaringan yang terinfeksi.
Ilmu patologi klinik menekankan penelitiannya pada diagnosis, pemulihan, dan pencegahan berbagai jenis penyakit. Secara umum, pemeriksaan suatu penyakit dideteksi berdasarakan perubahan berbagai jenis proses biokimia yang berlangsung di dalam tubuh pasien.
"Contoh yang umumnya digunakan untuk pemeriksaan di laboratorium adalah cairan tubuh seperti urine dan darah. Patologi klinik dapat digunakan untuk pemeriksaan berbagai jenis penyakit hati terinduksi pemakaian obat tertentu, HIV, kanker, deteksi kelainan pada paru-paru, dan gangguan metabolisme ion besi di dalam tubuh," terangnya.
Pada pertemuan ilmiah berlangsung 25-27 Oktober, diikuti ribuan peserta dari perhimpunan dokter spesialis Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium seluruh Indonesia. Serangkaian kegiatan dilaksanakan mulai dari workshop dengan 403 orang peserta, simposium 920 peserta, kemudian ujian nasional di Fakultas Kedokteran UNSRI, hingga ditutup dengan kegiatan city tour di Kota Palembang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Irwan Wahyudi
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement