PT Hero Supermarket Tbk (HERO) mengalami tekanan dalam kinerja keuangan pada kuartal tiga tahun ini. Perseroan mengalami penurunan dalam pendapatannya sebesar 5% menjadi Rp9,96 triliun dari posisi sebelumnya Rp10,47 triliun.
Turunnya penjualan pada bisnis makanan perusahaan dituding menjadi salah satu biang keladi menyusutnya pendapatan bersih perusahaan. Presiden Direktur Hero Supermarket Stephane Deutsch mengatakan berbeda dengan bisnis makanan, penjualan di Guardian dan IKEA berjalan dengan baik dan berhasil membukukan pertumbuhan laba yang kuat.
"Penjualan di bisnis makanan turun 85 menjadri Rp8,34 triliun yang disebabkan oleh penjualan like-for-like yang negatif dan penutupan toko dengan kinerja yang lemah di segmen supermarket dan hypermarket. Penjualan di Guardian dan IKEA tumbuh 13% menjadi Rp1,61 triliun dari posisi sebelumnya Rp1,43 triliun," katanya di Jakarta, Jumat (27/10/2017).
Lebih lanjut dirinya mengatakan perseroan sukses mencetak laba senilai Rp70 miliar, naik 55,55% dari periode yang sama tahun lalu Rp45 miliar. Terkait bisnis makanan, perseroan telah memiliki beberapa inisiatif untuk memperbaikinya, yakni dengan strategi promosi dan penetapan harga antarformat.
Di samping itu perseroan juga bakal memperbaiki tingkat pelayanan pemasok dan memperbaiki distribusi rantai pasokan untuk meningkatkan ketersediaan stok di toko. "Kondisi perdagangan saat ini diperkirakan akan tetap sama sampai akhir tahun ini. Dengan melihat kondisi perdagangan yang masih tetap menantang di bisnis makanan, Perseroan sedang melakukan tinjauan strategis untuk mendukung profitabilitas jangka panjang bagi perusahaan," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gito Adiputro Wiratno
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Tag Terkait:
Advertisement