Nursam Salam selaku Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel, mengungkapkan Kota Makassar turut mencatat deflasi pada Oktober 2017. Namun, deflasi Kota Daeng sebesar 0,28 persen masih di bawah torehan deflasi Sulsel yang mencapai 0,31 persen.
Nursam mengatakan deflasi di Makassar dipicu penurunan harga bahan makanan. Kontribusi kelompok pengeluaran tersebut yang tertinggi. "Deflasi Makassar 0,28 persen dengan IHK 130,24 sangat dipengaruhi oleh penurunan harga bahan makanan," ujar Nursam, di Makassar.
Berdasarkan data BPS, tiga dari tujuh kelompok pengeluaran mengalami deflasi. Namun demikian, kontribusinya cukup besar. Rinciannya yakni kelompok bahan makanan (-1,38 persen); kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan (-0,40 persen) serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (-0,10 persen).
"Bila dilihat secara kuantitatif, lebih banyak kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi. Tapi, tiga kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi ternyata cukup signifikan," terang Nursam.
Adapun, empat kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi adalah kelompok sandang (1,36 persen), kelompok kesehatan (0,02), kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (0,14 persen) serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga (0,0 persen).
Secara keseluruhan, deflasi Makassar berada pada kisaran menengah di wilayah Sulsel. Masih merujuk data BPS, seluruh kota IHK di Sulsel mengalami deflasi. Yang tertinggi dicatat Kota Parepare sebesar 0,60 persen dengan IHK 124,69. Sedangkan, yang terendah dialami Kota Palopo sebesar 0,01 persen dengan IHK 127,47.
Secara utuh, Nursam memapar akan laju inflasi tahun kalendar (Januari-Oktober 2017) di Kota Makassar mencapai 3,01 persen. Adapun untuk laju inflasi tahun ke tahun (Oktober 2017 terhadap Oktober 2016) sebesar 3,75 persen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Hafit Yudi Suprobo
Advertisement