Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perlawanan Novanto ke KPK Sangat Telanjang dan Kasar

Perlawanan Novanto ke KPK Sangat Telanjang dan Kasar Ketua DPR Setya Novanto dibawa keluar dari Rumah Sakit Medika Permata Hijau, Jakarta, Jumat (17/11). Setya Novanto dibawa ke RSCM untuk tindakan medis lebih lanjut. | Kredit Foto: Antara/Wibowo Armando
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sikap Ketua DPR Setya Novanto yang berkali-kali tak memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)?merupakan bentuk perlawanan yang?sangat tak terpuji.

Lintas elemen yang terdiri dari beberapa aktivis seperti?Imam B Prasojo,?Todung Mulya Lubis, hingga?Chandra M Hamzah mengatakan?dalih Novanto untuk menghindari proses hukum sangat tak berdasar dan manipulatif. Mereka menyayangkan?Setnov menggunakan dalih-dalih seperti sakit, kecelakaan, tak ada izin presiden, hingga imunitas anggota DPR.

"Hari-hari ini kembali KPK dihadapkan pada perlawanan yang telanjang dan kasar. Seorang Ketua DPR Setya Novanto berkali-kali tak memenuhi panggilan KPK, malah melakukan semua upaya perlawanan yang tak berdasar sama sekali," katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu (18/11/2017).

Mereka menegaskan bahwa sudah sangat jelas dalih semua dalih tersebut digunakan sebagai alasan untuk menghindar dari panggilan KPK.

"Sementara itu, praperadilan dilakukan dan seperti pada praperadilan sebelumnya bukan mustahil praperadilan yang baru ini menjadi cara yang diatur untuk meloloskan diri secara pengecut. Nalar kita dilecehkan dengan kasar sekali seolah kita semua ini orang-orang yang bodoh," ujarnya.

Dari segi etika, imbuh mereka, Ketua DPR jelas harus mundur dari jabatan, tunduk pada proses hukum, dan menyerahkan diri kepada KPK. Mereka juga heran kepada orang-orang yang membela Novanto?malah menghina KPK dengan semua dalih yang diumbar ke media.

"Dalam kaitan ini harus pula ditekankan bahwa para pihak yang memfasilitasi Ketua DPR untuk merekayasa agar lepas dari tanggung jawab hukumnya tersebut, seperti kuasa hukum yang bertindak tidak etis dan juga mungkin hakim dan dokter, selayaknya dinyatakan ikut bersalah (complicit). Mereka merupakan bagian dari orkestra besar yang konspiratif dan jelas merupakan tindakan obstruction of justice,"?tegas mereka.

Mreka mengatakan tak rela jika KPK tak berhasil memproses hukum Setya Novanto. Ia meminta kepada KPK untuk tidak boleh menyerah dan bahkan sebaliknya berani dan tegas melawan segala tekanan, konspirasi, dan obstruksi.

"Kami, sejumlah warga negara yang prihatin dengan nasib pemberantasan korupsi yang hendak ditindas, tak ikhlas melihat KPK hendak dihancurkan, negara ini dilemahkan, dan pada akhirnya rakyat dikorbankan," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: