Bitcoin menembus angka $12.000 pada hari Rabu (6/12/2017) pagi waktu Asia, dikarenakan kripto yang terus berlanjut berlanjut lebih tinggi.
"Pada pukul 10:41 pagi SIN/HK, token digital dijual seharga $12.123,98," menurut situs CoinDesk industri.
Aset tersebut dimulai pada 2017 dengan harga di bawah $1.000 per token, namun telah mengalami penurunan dalam beberapa bulan terakhir. Kemudian bergerak mencapai $5.000 pada bulan Oktober dan menyentuh di atas $11.000 untuk pertama kalinya kurang dari dua bulan kemudian, menurut data CoinDesk.
Dengan lonjakan hari Rabu (6/12/2017) pagi, cryptocurrency sekarang memiliki total nilai pasar sekitar $203 miliar, lebih dari dua kali di atas Goldman Sachs.
Semua pertumbuhan eksplosif aset digital telah menjadi latar belakang kritik mantap dari banyak tokoh finansial.
Sebagai satu, Stephen Roach, rekan senior Universitas Yale dan mantan ketua Asia dan kepala ekonom di bank investasi Morgan Stanley, mengatakan kepada CNBC pada hari Selasa bahwa dia sangat skeptis terhadap investasi pada bitcoin.
"Ini adalah konsep yang beracun bagi investor," Roach, yang digambarkan oleh Yale sebagai salah satu ekonom paling berpengaruh di Wall Street, sebagaimana dikutip dari CNBC, Rabu (6/12/2017).
Dirinya juga mengatakan kepada CNBC. "Ini adalah gelembung spekulatif berbahaya oleh bayangan atau benturan imajinasi."
"Saya belum pernah melihat grafik keamanan dimana harga benar-benar memiliki pola vertikal untuk itu. Dan bitcoin adalah pola paling vertikal yang pernah saya lihat dalam karir saya," tambahnya.
Namun banyak elemen dunia keuangan telah menganut kelas aset kripto baru. Bursa Efek seperti CME dan CBOE telah melegitimasi kredensial investasi mata uang tersebut dengan mengatakan bahwa mereka berencana untuk memperkenalkan kontrak berjangka ke bursa masing-masing.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo
Tag Terkait:
Advertisement