Wakil Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid meminta masyarakat tetap menjaga persatuan mendekati pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2018.
"Pilkada jangan dianggap pertandingan, tetapi dijadikan sebagai sarana proses demokrasi menuju perubahan yang lebih baik," ujarnya dalam Dialog Kebangsaan Merajut Kebinekaan, Meneguhkan Jati Diri Bangsa yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumut di Medan, Minggu.
Meutya berharap Pilkada serentak 2018 yang akan digelar di sejumlah daerah di Indonesia tidak menimbulkan perpecahan masyarakat.
Perbedaan pilihan, katanya, harus dijadikan sebagai keberagaman yang positif untuk memunculkan pemimpin yang terbaik.
"Stabilitas keamanan yang sudah tercipta jangan dirusak hanya karena perbedaan pilihan," katanya.
Sementara itu Staf Ahli Kemenkominfo bidang Komunikasi dan Media Massa, Gun Gun Siswadi berharap pilkada yang digelar serentak itu tidak dijadikan ajang bertengkar di media sosial hingga memunculkan ujaran kebencian.
Ujaran kebencian, pelakunya dapat dipidana berdasar UU tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dengan denda Rp150 juta.
Ketua PWI Sumut H Hermansjah mengatakan wartawan memegang peranan penting dalam menciptakan situasi yang kondusif.
Menurut dia, agar wartawan bisa menjalankan peranannya dengan baik, penerapan kode etik jurnalistik harus tetap dijunjung tinggi para wartawan.
Dia menegaskan PWI sangat tidak menghendaki terjadinya perpecahan di tengah masyarakat.
Apalagi, PWI berdiri hanya selisih beberapa bulan dari hari Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 yakni 9 Februari 1946.
PWI bahkan ikut menjadi garda terdepan menjaga persatuan dan keutuhan NKRI.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Advertisement