Warta Ekonomi, Bandung -
Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Barat mencatat angka kelahiran di tatar pasundan masih tergolong tinggi yaitu mencapai 2,4 persen.
Kepala Perwakilan BKKBN Jabar, Sukaryo Teguh Santoso mengatakan angka kelahiran di Jabar mencapai 2,4 persen sedangkan idealnya di level 2,1 persen dimana posisi itu pertumbuhan penduduk bisa dikatakan stabil.
"Kita menargetkan pertumbuhan penduduk Jabar di level 2,1 persen pada 2019 mendatang," kata Teguh kepada wartawan di Bandung, Jumat (22/12/2017).
Dia menilai secara nasional komposisi jumlah penduduk Jawa Barat masih di atas rata-rata. Pasalnya, jika TPR? semakin tinggi maka semakin jelek begitu pun sebaliknya.
Untuk itu, BKKBN Jabar akan meningkatkan partisipasi keluarga berencana (KB) kategori kelompok usia muda. Hal tersebut dilakukan karena satu dari empat penduduk adalah kategori remaja di samping mempertahankan pasangan usia subur yang sudah aktif.
?Sejak tahun 2012 tingkat partisipasi KB di Jabar dinilai bagus yaitu sekitar 63 persen,? ujar Teguh.
Prioritas lainnya adalah, BKKBN Jabar akan memperkuat kampung KB sebagai bentuk pendekatan holistik integratif.?Selain itu, kegiatan penyuluhan dan pelayanan yang baik termasul pembinaan kader dan kemitraan dari semua pihak harus dilakukan secara masif.
"kegiatan operasional di lapangan harus kenceng salah satunya penyuluhan," tegas Teguh.
Berkenaan dengan permasalahan urbanisasi, Dia menyebutkan Jawa Barat sebagai salah satu provinsi termaju di Indonesia menjadi daya tarik tersendiri bagi mobilisasi penduduk dari desa ke kota.
"Pasti akan tinggi urbanisasi terutama yang masuk perkotaan yang ada di Jabar," tambahnya.
Dia menilai urbanisasi akan menambah usia produktif dan pasangan yang subur sehingga berdampak terhadap tingginya angka kelahiran di jawa Barat.
"Urbanisasi bukan sepenuhnya tanggung jawab BKKBN tapi dibutuhkan koordinasi dari semua pihak," pungkasnya.
Kepala Perwakilan BKKBN Jabar, Sukaryo Teguh Santoso mengatakan angka kelahiran di Jabar mencapai 2,4 persen sedangkan idealnya di level 2,1 persen dimana posisi itu pertumbuhan penduduk bisa dikatakan stabil.
"Kita menargetkan pertumbuhan penduduk Jabar di level 2,1 persen pada 2019 mendatang," kata Teguh kepada wartawan di Bandung, Jumat (22/12/2017).
Dia menilai secara nasional komposisi jumlah penduduk Jawa Barat masih di atas rata-rata. Pasalnya, jika TPR? semakin tinggi maka semakin jelek begitu pun sebaliknya.
Untuk itu, BKKBN Jabar akan meningkatkan partisipasi keluarga berencana (KB) kategori kelompok usia muda. Hal tersebut dilakukan karena satu dari empat penduduk adalah kategori remaja di samping mempertahankan pasangan usia subur yang sudah aktif.
?Sejak tahun 2012 tingkat partisipasi KB di Jabar dinilai bagus yaitu sekitar 63 persen,? ujar Teguh.
Prioritas lainnya adalah, BKKBN Jabar akan memperkuat kampung KB sebagai bentuk pendekatan holistik integratif.?Selain itu, kegiatan penyuluhan dan pelayanan yang baik termasul pembinaan kader dan kemitraan dari semua pihak harus dilakukan secara masif.
"kegiatan operasional di lapangan harus kenceng salah satunya penyuluhan," tegas Teguh.
Berkenaan dengan permasalahan urbanisasi, Dia menyebutkan Jawa Barat sebagai salah satu provinsi termaju di Indonesia menjadi daya tarik tersendiri bagi mobilisasi penduduk dari desa ke kota.
"Pasti akan tinggi urbanisasi terutama yang masuk perkotaan yang ada di Jabar," tambahnya.
Dia menilai urbanisasi akan menambah usia produktif dan pasangan yang subur sehingga berdampak terhadap tingginya angka kelahiran di jawa Barat.
"Urbanisasi bukan sepenuhnya tanggung jawab BKKBN tapi dibutuhkan koordinasi dari semua pihak," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil
Advertisement