Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ketika Airlangga Didandani Bak Raja saat Dampingi Nurdin Halid ke KPU

Ketika Airlangga Didandani Bak Raja saat Dampingi Nurdin Halid ke KPU Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -
Pendaftaran pasangan Bakal Calon Gubernur dan Wakil Gubenur Sulsel, Nurdin Halid-Aziz Qahhar Mudzakkar (NH-Aziz), Rabu, 8 Januari, menyisakan beragam cerita menarik. Tak hanya unik karena menggunakan bendi dan pasukan berkuda, tapi juga kental nuansa adat dan kearifan lokal.
 
Ketua Umum DPP Golkar, Airlangga Hartarto, yang turut hadir mendampingi NH-Aziz pun didandani bak Raja Bone. Pelepasan NH-Aziz dari kediaman NH di Jalan Mapala ke Kantor KPUD Sulsel di Jalan AP Pettarani memang dilakukan melalui serangkaian ritual adat Kerajaan Bone. NH-Aziz dan Airlangga pun mengenakan pakaian adat khas Sulsel.
 
Dari pantauan Warta Ekonomi, pasangan NH-Aziz bersama istri serta Airlangga mengenakan pakaian adat Kerajaan Bone berwarna kuning keemasan. Pakaian itu berupa jas tutup dipadukan songkok Bone, lipa sabbe dan badik. Seluruh atribut itu memiliki filosofi yang sarat makna, seperti songkok Bone mewakili kecerdasan dan badik bermakna keberanian.
 
Dalam sambutannya, Airlangga mengaku kagum dan bangga dengan nuansa kearifan lokal Sulsel. Menteri Perindustrian Republik Indonesia itu menyebut sebuah kehormatan baginya mengenakan atribut adat Sulsel. "Saya berterima kasih atas kehormatan mendapatkan kehormatan memakai pakaian adat ini," ucap dia.
 
Airlangga sempat mengomentari perihal penempatan badik (senjata khas Sulsel) yang ditempatkan di depan. Itu menandakan keberanian dan kesiapan untuk memasuki arena pertempuran, dalam hal ini Pilgub Sulsel 2018. "Kerisnya (badik) ada di depan, artinya siap bertempur. Ewako!" tegas Airlangga.
 
Prosesi pelepasan NH-Aziz sengaja mengusung nuansa adat Kerajaan Bone yang merupakan asal daerah NH. Adat tersebut merupakan tradisi dari Kerajaan Bone yang dilestarikan hingga kini. Hal ini juga sejalan dengan basis pembangunan Kampung yang digagas NH-Aziz berdasarkan kearifan lokal. 
 
Pelepasan sesuai adat menjadi simbol passalama (tolak bala). Dalam kegiatan itu, terdapat pula simbol-simbol kebersamaan, kekekerabatan, dan kekeluargaan dalam satu tempat berpijak dan  langit bernaung.
 
Selanjutnya, pasangan NH-Aziz ditudungi kain putih sebagai simbol kesucian untuk mencapai tujuan suci. Ini juga menjadi pengharapan keselamatan kepada Allah SWT. Selain kain putih, ditudungi pula dengan payung kerajaan untuk menandakan kemampuan memayungi masyarakat Sulsel bersama-sama dalam suka maupun duka. 
 
Prosesi tersebut dibawakan langsung oleh Bissu, pemuka adat Kerajaan Bone. Prosesi pelepasan menuju pencalonan Pilgub Sulsel melalui adat Bone berlangsung dengan khidmat. Seluruh hadirin prosesi adat juga tak luput mendoakan NH menjadi orang nomor wahid di Sulsel dipimpin Wakil Ketua DPW PPP Sulsel kubu Djan Faridz, Arifuddin Lewa. 
 
Selanjutnya, NH-Aziz bersama rombongan bergerak menuju Kantor KPUD Sulsel. Pasangan nasionalis-religius ini menaiki bendi menuju lokasi pendaftaran. Selain bendi, rombongan juga diiringi pasukan berkuda, bentor, dan mobil hias. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: