Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Karet Anjlok, Petani Beralih ke Tanaman Lain

Harga Karet Anjlok, Petani Beralih ke Tanaman Lain Kredit Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Warta Ekonomi, Kutacane -

Harga jual komoditas karet di tingkat petani sebesar Rp6.000 per kilogram (kg) di Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh atau anjlok dari sebelumnya Rp9.000 per kg pada awal tahun 2018.

"Harga karet masih terpuruk, dan kini di Rp6.000 per kilogram," kata Yasin (59), petani karet di Desa Terutung Kute, Aceh Tenggara, Jumat (12/1/2018).

Ia mengatakan bahwa harga bahan baku, salah satunya pembuat ban ini, cenderung semakin merosot, sehingga membuat sebagian besar petani tidak lagi menyadap karet. Padahal, harga getah karet di wilayah itu sempat membaik dengan harga pembelian oleh tengkulak atau pedagang pengumpul mencapai Rp9.000 per kg dari tingkat petani.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh menyebut, luas tanam perkebunan rakyat untuk komoditas karet di Aceh Tenggara tahun 2013 tercatat seluas 12.141 hektare dengan produksi 4.973 ton per tahun. Dari total 16 kecamatan di wilayah yang berbatasan dengan Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara, ribuan hektare kebun karet rakyat terbesar berada di empat kecamatan, seperti Babussalam, Badar, Law Alas, dan Darul Hasanah.

"Kalau saya sadap sendiri di kebun kita, terkumpul sekitar 70 kilogram dalam dua hari. Memang, di sini harga getah karet murah. Bila di Medan, harga karet mencapai Rp16.000 per kilogram," ucapnya.

Rajasah (61), petani karet yang memiliki lahan karet satu hektare di Kecamatan Darul Hasanah mengaku, dirinya tidak menyadap pohon karet akibat anjloknya harga jual ke tengkulak selama satu tahun terakhir. Ia mengaku terpaksa beralih ke profesi lain, yakni menanam tanaman pangan, seperti jagung di lahan lain karena harga jualnya yang lebih menjanjikan.

"Kalau harga karet cuma Rp5.000 atau Rp6.000 per kg, sudah jelas tidak bisa tutupi kebutuhan keluarga. Minimal harus Rp7.000 per kg, baru bisa makan," tutur dia.

Sahudin (41), tengkulak getah karet di daerah berjuluk "Bumi Sepakat Segenep" ini berujar, merosotnya harga pembelian karet telah mengakibatkan petani beralih ke tanaman lain.

Ia menjelaskan bahwa harapan petani di Aceh Tenggara tidak sesuai dengan kenyataan akibat sejumlah komoditas alami kemerosotan harga karena musim hujan.

"Akibat tingginya curah hujan, harga beli sejumlah komoditas petani mengalami penurunan dari sebelumnya. Seperti coklat (kakao) dari Rp28.000 per kg menjadi Rp22.000. Jagung pun sama, dari Rp3.600 per kg menjadi Rp3.200," ungkapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ratih Rahayu

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: