Harga minyak dunia melayang di dekat level tertinggi tiga tahun di 70 dolar AS per barel pada Senin (15/1/2018), di tengah tanda-tanda bahwa pemotongan produksi oleh OPEC dan Rusia memperketat pasokan, namun para analis memperingatkan "bendera merah" karena melonjaknya produksi Amerika Serikat.
Patokan internasional, minyak mentah Brent North Sea, diperdagangkan tiga sen lebih rendah di 69,84 dolar AS per barel pada pukul 15.22 GMT (22.22 WIB), setelah naik di atas 70 dolar AS di awal sesi.
Sementara minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI), naik 22 sen menjadi 64,52 dolar AS per barel. Perdagangan relatif lambat karena libur nasional di Amerika Serikat.
Sebuah kesepakatan pemotongan produksi antara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), Rusia dan produsen-produsen lainnya telah membantu mengangkat harga minyak secara kuat, dengan kedua acuan kontrak berjangka pada pekan lalu yang mencapai tingkat yang belum terlihat sejak Desember 2014.
Meningkatnya tanda-tanda pengetatan pasar setelah tiga tahun mengalami kelebihan pasokan telah memperkuat kepercayaan di kalangan para pedagang dan analis bahwa harga-harga dapat dipertahankan di dekat level saat ini.
Bank of America Merrill Lynch pada Senin menaikkan perkiraan harga Brent 2018 menjadi 64 dolar AS per barel dari 56 dolar AS, memproyeksikan defisit 430.000 barel per hari (bpd) dalam produksi minyak dibandingkan dengan permintaan tahun ini.
Faktor lain, termasuk risiko politik, juga telah mendukung minyak mentah.
"Fundamental-fundamental yang lebih ketat adalah pendorong utama reli harga, namun risiko geopolitik dan pergerakan mata uang seiring dengan uang spekulatif secara bersamaan telah memperburuk pergerakan tersebut," bank AS JPMorgan mengatakan dalam sebuah catatan.
Namun, sejumlah analis telah memperingatkan bahwa reli 13 persen sejak awal tahun ini dalam jangka pendek dapat mereda, karena pemeliharaan kilang global dan meningkatnya produksi Amerika Utara.
Perusahaan-perusahaan energi AS menambahkan 10 rig minyak dalam pekan yang berakhir 12 Januari, sehingga total menjadi 752 rig, kata perusahaan jasa energi Baker Hughes pada Jumat (12/1).
Itu adalah kenaikan terbesar sejak Juni 2017.
Di Kanada, perusahaan-perusahaan energi hampir melipatgandakan jumlah rig pengeboran minyak mereka minggu lalu menjadi 185 rig, tingkat tertinggi dalam 10 bulan terakhir.
Konsultan JBC Energy yang berbasis di Wina memperkirakan produksi Amerika Serikat akan tumbuh 600.000 barel per hari pada kuartal pertama 2018 dibandingkan setahun sebelumnya.
"Dari perspektif fundamental, lonjakan dalam uang kelolaan AS merupakan bendera merah yang jelas bagi kami. Kami melihat kompleks AS sebagai `bearish` selama dua bulan ke depan."
Surplus minyak mentah diperkirakan "melebar ke tingkat yang akan membanjiri pasar", JBC mengatakan dalam sebuah catatan. Pemeliharaan kilang musiman akan membatasi permintaan minyak mentah, tambahnya, demikian Reuters.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil