Warta Ekonomi, Makassar -
Berbanding terbalik dengan ekspor, nilai impor Sulsel meningkat tajam sepanjang 2017. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis impor Sulsel menembus US$1.043,22 juta. Tercatat lonjakan 23,64 persen jika dibandingkan capaian impor pada tahun sebelumnya yang hanya mencapai US$843,74 juta.
Kepala BPS Sulsel, Nursam Salam, membenarkan nilai impor sepanjang 2017 lebih besar dari nilai ekspor. Pertumbuhannya sangat signifikan tatkala dikomparasikan dengan torehan pada 2016. Besarnya impor tidak lepas dari banyaknya pengerjaan proyek infrastruktur yang bahannya dipasok dari luar negeri.
"Secara kumulatif rentang Januari-Desember 2017, pertumbuhan nilai impor Sulsel terbilang tinggi. Kenaikannya sampai 23,64 persen menjadi US$1.043,22 juta. Itu jelas lebih tinggi dibandingkan nilai ekspor pada tahun yang sama sebesar US$1.020,80 juta," kata Nursam, di Makassar.
Menurut Nursam, ada dua negara yang cukup dominan sebagai pengimpor kebutuhan Sulsel. Kedua negara tersebut adalah Tiongkok sebesar US$296,41 juta dan Singapura sebesar US$219,91 juta. Dari dua negara itu, Singapura mencatat pertumbuhan yang sangat signifikan hingga 97,31 persen. Sedangkan, Tiongkok tidak sampai 1 persen.
Setelah Tiongkok dan Singapura, Nursam melanjutkan Thailand berada pada posisi ketiga negara pengimpor terbesar mencapai US$73,93 juta. Berdasarkan statistik, terpantau pula ada negara baru yang melakukan impor yakni Belarusia. Tak tanggung-tanggung, nilai impornya lumayan besar mencapai US$37,74 juta.
Bila ditilik dari ragam komoditas, Nursam melanjutkan bahan bakar mineral merupakan yang paling diminati untuk impor. Sepanjang 2017, Sulsel mengimpor bahan bakar mineral sebesar US$288,71 juta atau naik 101,24 persen. Disusul gandum-ganduman (US$144,24 juta), mesin-mesin/pesawat mekanik (US$132,43 juta) dan mesin/peralatan listrik (US$130,02 juta).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: