Perusahaan tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar USD25 juta sampai USD30 juta pada tahun ini. Dana tersebut merupakan kebutuhan untuk memenuhi peralatan pabrik berkode saham SRIL ini.
Sekretaris Perusahaan Sritex Welly Salam mengatakan capex yang dianggarkan akan digunakan untuk maintenance spare part mesin dan upgrade teknologi. Pihaknya juga sedang menambah kapasitas dari sebelumnya 27 juta potong menjadi 30 juta potong.
"Garmen kan padat karya, jadi kapitalnya enggak terlalu besar. USD25 juta sampai USD30 juta untuk maintenance," Kata Welly di Jakarta, Jumat (26/1/2018).
Capex tersebut, lanjut dia, hanya khusus untuk pabrik SRIL yang saat ini beroperasi. Artinya, capex tersebut belum termasuk belanja modal untuk dua calon perusahaan yang akan diakuisisi.
Ia mengungkapkan capex itu bersumber dari kas internal perusahaan. "Berdasarkan laporan keuangan, kebutuhan dana mereka kecil, sekitar USD5 juta untuk maintenance," imbuh Welly.
Sementara itu, perseroan menargetkan penjualan perusahaan pada tahun ini mencapai USD1 miliar. "Karena ada akuisisi, proyeksinya akan tembus di USD1 miliar, jadi naik top line di atas 30%. Yang pasti, penjualannya akan naik," ujarnya.
Sebagai informasi, Sritex kini memang tengah memproses akuisisi dua perusahaan tekstil, yakni PT Primayudha Mandirijaya dan PT Bitratex Industries Pte Ltd. Saat ini perseroan tengah menyelesaikan beberapa persyaratan lain seperti akta jual beli. "Tanda tangan mungkin Februari ini," lanjutnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Tag Terkait: