PT Bio Farma (Persero) saat ini sedang mempertimbangkan beberapa lifescience. Produk biopaharmaceutical dan biosimilar atau produk biologi merupakan peluang bagi Indonesia dalam menyongsong era kemandirian bahan baku obat.
Hal tersebut dikatakan langsung oleh Peneliti Senior Bio Farma Doktor Neni Nurainy. Menurutnya, dalam mengembangkan obat terdapat banyak tantangan. Seperti tantangan global, tantangan dalam negeri, dan kemauan IPTEK farmasi Indonesia.
Sejauh ini, jumlah produk obat di pasaran semakin sedikit. Menurut Neni, butuh waktu sepuluh hingga dua puluh tahun untuk melakukan pengembangan.
"Ada ketidakpastian dikarenakan memerlukan uji klinis agar obat atau produk biologi ini bisa aman dan bisa berkhasiat untuk manusia," ujar Neni, Rabu (7/2/2018).
Dirinya melanjutkan, aturan industri biotek makin ketat dan dalam mengembangkan obat harus sejalan dengan regulasi karena untuk keselamatan dan keamanan untuk manusia itu sendiri.
Tantangan dalam negeri terkait pasar farmasi di Indonesia cenderung meningkat. Namun, alokasi biaya kesehatan di Indonesia dibandingkan GDP masih rendah jika dibandingkan dengan negara ASEAN.
Hal tersebut terjadi karena sekitar 90 hingga 95 persen bahan yang digunakan untuk memproduksi obat di Indonesia didatangkan dari luar negeri. Untungnya, bahan aktif untuk vaksin diproduksi berasal dari dalam negeri.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Tag Terkait: