Presiden AS Donald Trump mengatakan dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada hari Minggu (11/2/2018) bahwa dia "belum yakin" jika Israel berusaha mencapai kesepakatan damai dengan Palestina.
Trump sebelumnya telah mengecam pemerintah Palestina atas apa yang dia lihat sebagai keengganan mereka untuk upaya bernegosiasi, padahal dia Trump juga dinilai jarang mengkritik Israel.
Berbicara kepada harian Israel Hayom, Trump mencatat bahwa sementara hubungan AS-Israel "hebat", perdamaian dengan Palestina akan membuat mereka "jauh lebih baik".
"Saat ini, saya akan mengatakan warga Palestina tidak ingin berdamai. Mereka tidak ingin mengusahakan perdamaian," tutur Trump dalam wawancara dengan harian sayap kanan Israel, sebagaimana dikutip dari South China Morning Post, Senin (12/2/2018).
"Dan saya belum tentu yakin bahwa Israel juga ingin berdamai. Jadi kita hanya harus melihat apa yang terjadi," imbuhnya.
Trump juga mengungkapkan keprihatinannya tentang bangunan permukiman Israel, meski pemerintahannya telah jauh kurang kritis terhadap isu permukiman baru Israel daripada pendahulunya Barack Obama. Duta Besar Trump untuk Israel David Friedman sebelumnya adalah pendukung permukiman Israel di Tepi Barat yang diduduki secara ilegal.
"Permukiman adalah sesuatu yang sangat menyulitkan apalagi jika dikaitkan dengan upaya perdamaian, jadi saya pikir Israel harus sangat berhati-hati dengan isu permukiman," ungkapnya.
Trump mengatakan bahwa dia bermaksud untuk membawa orang-orang Israel dan Palestina ke "kesepakatan akhir" yang akan menyelesaikan konflik selama beberapa dekade, namun dalam wawancara Trump mempertanyakan apakah upaya perundingan antara kedua negara tersebut memungkinkan untuk saat ini.
"Terus terang saya tidak tahu apakah kita akan melakukan pembicaraan. Kami akan melihat apa yang terjadi, tapi saya pikir ini sangat bodoh bagi warga Palestina dan saya juga berpikir akan sangat bodoh bagi orang Israel jika mereka tidak membuat sebuah kesepakatan," tutur Trump.
"Ini satu-satunya kesempatan kami dan itu tidak akan pernah terjadi setelah ini," pungkasnya.
Hubungan antara Washington dan Palestina telah sangat tegang sejak keputusan pada Desember lalu oleh Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan berupaya memindahkan kedutaan Amerika ke Yerusalem. Para pemimpin Palestina mengatakan bahwa tidak akan ada pembicaraan dengan pemerintah AS sampai keputusan mengenai kota yang mereka klaim juga sebagai ibu kota mereka. Trump juga menahan puluhan juta dolar dari UNRWA, badan PBB untuk pengungsi Palestina.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo