Kurs dolar AS melemah terhadap mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (14/2/2018) pagi WIB, ketika ketua Federal Reserve AS Jerome Powell mengatakan bahwa bank sentral akan tetap mewaspadai risiko-risiko terhadap stabilitas keuangan setelah terjadi gejolak pasar baru-baru ini.
"Kami akan tetap waspada terhadap setiap perkembangan risiko-risiko terhadap stabilitas keuangan," Powell mengatakan pada Selasa (13/2).
Ini adalah pernyataan terbuka pertama yang Powell sejak dia menjabat sebagai kepala bank sentral seminggu yang lalu menggantikan Janet Yellen. Sejak saat itu, pasar saham AS telah memasuki jalan yang bergelombang, dengan indeks saham utama turun lebih dari 10 persen.
Pada Selasa (13/2), Powell menekankan bahwa Fed akan "mempertahankan keuntungan-keuntungan penting dalam peraturan keuangan sambil berusaha memastikan bahwa kebijakan kami seefisien mungkin." Dia juga menegaskan bahwa bank sentral akan terus secara bertahap menaikkan suku bunga dan mengembalikan neraca keuangannya, dengan latar belakang pemulihan global yang kuat.
Para analis mengatakan bahwa ucapan Powell membantu menenangkan investor yang gugup dan membuat dolar AS kurang menarik.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,56 persen menjadi 89,707 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,2363 dolar AS dari 1,2285 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan poundsterling Inggris naik ke 1,3886 dolar AS dari 1,3830 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia menguat menjadi 0,7859 dolar AS dari 0,7845 dolar AS.
Dolar AS dibeli 107,68 yen Jepang, lebih rendah dari 108,68 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS merosot ke 0,9342 franc Swiss dari 0,9389 franc Swiss, dan dolar AS turun menjadi 1,2594 dolar Kanada dari 1.2603 dolar Kanada.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil