Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ketika Fadli Zon Prihatin Indonesia Jadi Pasar Narkoba

Ketika Fadli Zon Prihatin Indonesia Jadi Pasar Narkoba Wakil Ketua DPR Fadli Zon (kiri) menerima kedatangan terdakwa kasus dugaan pelanggaran UU ITE Buni Yani (kanan) yang didampingi kuasa hukumnya Aldwin Rahadian (kedua kiri) di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (2/11). Pertemuan tersebut guna menyampaikan perkembangan kasus dan rencana mengundang Fadli Zon hadir dalam sidang putusan di Pengadilan Negeri Bandung pada 14 November mendatang. | Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon mengatakan upaya penyelundupan narkoba sebanyak 5,6 juta ton dalam waktu hanya dua pekan menunjukkan Indonesia sudah menjadi pasar narkoba internasional yang sangat besar.

"Kondisi ini sangat memprihatinkan dan dapat disebut darurat narkoba," kata Fadli Zon melalui siaran persnya yang diterima di Jakarta, Sabtu (24/2/2018).

Fadli Zon mengatakan hal itu menyikapi upaya penyelundupan narkoba jenis sabu sebanyak 5,6 juta ton hanya dalam waktu sekitar dua pekan, yakni 3 ton pada Jumat (23/2), 1,6 ton pada Selasa (20/2), serta satu ton pada Jumat (9/2).

Menurut Fadli Zon, meski upaya penyelendupan narkoba tersebut berhasil digagalkan oleh aparat keamanan, namun kondisi ini menunjukkan bahwa Indonesia telah menjadi pasar narkoba internasional yang sangat besar.

"Di sisi lain, dapat disebut Indonesia sedang darurat narkoba," katanya.

Politisi Partai Gerindra ini berpandangan, dalam memerangi intervensi bahaya narkoba dalam jumlah sangat besar, sepatutnya Polri dan aparat keamanan lainnya, tidak hanya fokus menggagalkan penyelundupan narkoba, tapi bagaimana mematikan pasar narkoba yang sangat besar di Indonesia.

Polri maupun aparat keamanan lain, kata dia, tidak cukup hanya berusaha mematikan upaya bandar narkoba, tapi juga mematikan pasar narkoba yang sangat besar.

Fadli Zon juga mengimbau para orang tua, untuk lebih hati-hati menjaga anak-anaknya, keluarganya, maupun lingkungannya, dari kemungkinan menjadi konsumen narkoba.

Pada kesempatan tersebut, Fadli Zon juga mengimbau Pemerintah untuk merangkul organisasi-organisasi keagamaan, kepemudaan, dan memanfaatkan semua lembaga pendidikan pada seluruh jenjang untuk melakukan upaya pendidikan, pencegahan, dan penanggulangan bahaya narkoba.

"Kita harus menyatakan perang terhadap narkoba. Perang semesta," katanya.

Fadli Zon juga mengingatkan, bahwa wilayah negara Indonesia sangat luas dan merupakan negara kepulauan terbesar di dunia.

Kondisi geografis yang sangat luas dan garis pantai terpanjang kedua di dunia, kata dia, membuat Indonesia sangat rawan pada berbagai upaya penyelundupan, termasuk narkoba.

Fadli Zon juga mengusulkan, agar negara sepenuhnya menguasai infrastruktur vital seperti bandara dan pelabuhan, karena keduanya merupakan pintu gerbang penting yang yang berhubungan dengan dunia internasional.

"Jadi, selain harus menjaga wilayah perbatasan baik di darat maupun laut secara ketat, juga harus menjaga bandara dan pelabuhan secara ketat," katanya.

Fadli Zon mengkritik keras rencana Pemerintah akan melakukan swastanisasi bandara dan pelabuhan.

"Menurut rencana, akan ada 30 bandara dan 20 pelabuhan yang akan diswastanisasi. Itu keputusan ceroboh," katanya.

Pada kesempatan tersebut Fadli juga menyatakan mengapresiasi hasil kerja aparat Kepolisian, TNI AL, patroli Bea Cukai, dan BNN, atas pengungkapan serangkaian upaya penyelundupan narkoba secara besar-besaran ke Indonesia.

Kerja keras aparat ini, kata dia, perlu segera diberi penghargaan oleh Pemerintah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: