Sebuah jeda yang disebut-sebut sebagai "jeda kemanusiaan" oleh militer Rusia mulai berlaku untuk memungkinkan warga sipil meninggalkan daerah kantong pemberontak di dekat Damaskus, namun tidak ada tanda-tanda adanya koridor yang disiapkan untuk digunakan oleh warga sipil
Rami Aburrahman dari Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan bahwa tidak ada kekerasan yang dilaporkan pada hari Selasa (27/2/2018) di daerah kantong pemberontak, yang dikenal sebagai Ghouta timur, sebuah kumpulan daerah pinggiran kota di sebelah timur ibu kota Suriah.
Aburrahman mengatakan hanya beberapa peluru artileri yang menghantam wilayah Douma, yang merupakan salah satu pinggiran kota di Suriah, sebagaimana dikutip dari Fox News, Senin (27/2/2018).
Warga sipil yang tertangkap dalam aksi kekerasan tersebut telah mengolok-olok perintah Vladimir Putin pada sebuah koridor dibuka oleh militer Rusia selama lima jam.
Ingy Sedky bersama Palang Merah Internasional mengatakan bahwa agar sebuah koridor kemanusiaan berfungsi, perlu direncanakan dan dilaksanakan dengan baik dengan persetujuan semua pihak dalam konflik tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo
Tag Terkait: