Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jual Saham ke Publik, Perusahaan Menara Ini Patok Harga Hingga Rp260 Per Saham

Jual Saham ke Publik, Perusahaan Menara Ini Patok Harga Hingga Rp260 Per Saham Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Gihon Telekomunikasi Indonesia akan menjual sahamnya di pasar modal Indonesia melalui penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). 

Perseroan akan melepas sebanyak-banyaknya 200 juta lembar saham atau setara dengan 33,49% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah penawaran umum, dengan nilai nominal Rp100 setiap saham. 

Gihon Telekomunikasi Indonesia pun mematok harga saham berkisar antara Rp1.100-Rp1.300 per saham. Dengan begitu, diperkirakan perseroan akan mengantongi dana segar sekitar Rp220 miliar hingga Rp260 miliar. 

Direktur Utama Gihon Telekomunikasi Indonesia Rudolf P Nainggolan mengatakan dana IPO setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan untuk melunasi pinjaman perseroan dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), modal kerja operasional perseroan, dan untuk belanja modal.

"Nantinya, dana belanja modal akan digunakan untuk yang berkaitan dengan pembangunan sites telekomunikasi baru, guna perluasan dan penambahan portofolio menara telemomunikasi kami," ucapnya di Jakarta, Jumat (2/3/2018).

Pada aksi korporasi ini, Gihon Telekomunikasi Indonesia menunjuk PT lndo Premier Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek (underwriter).  

Adapun, periode book building pada 28 Februari 2018 hingga 12 Maret 2018, dan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 April 2018.

Dalam kesempatan ini Rudolf juga menyampaikan bahwa perusahaan penyewaan menara telekomunikasi independen memiliki potensi pertumbuhan yang bisa meningkat signifikan. Pasalnya, Telkomsel, XL Axiata, dan lndosat Ooredoo tidak berfokus membangun menara tambahan. Operator-operator tersebut mengalihkan pembangunan menara kepada perusahaan menara independen untuk mengurangi biaya belanja modal.

"Hampir seluruh pertumbuhan menara baru akan diarahkan ke perusahaan menara independen. Secara umum, kolokasi pada menara yang dimiliki perusahaan telekomunikasi terutama karena status independen dari perusahaan menara independen," jelasnya. 

Gihon Telekomunikasi Indonesia saat ini memiliki sebanyak 443 menara telekomunikasi yang tersebar di beberapa provinsi Indonesia, seperti Jawa dan Sumatera. Portofolio perusahaan mengalami peningkatan sejak 2014, seiring dengan bertambahnya jumlah menara dan jumlah penyewa. Rasio kolokasi selama tiga tahun bergerak fluktuatif akibat peningkatan jumlah menara yang lebih besar dari peningkatan jumlah kolokasi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: