Kapolda Kalbar Irjen Pol Didi Haryono mengatakan dalam beberapa hari ini Kalbar tertolong dengan adanya hujan sehingga tidak ada titik api dampak dari kebakaran hutan dan lahan.
"Alhamdulillah Kalbar, tertolong dengan adanya hujan sehingga tidak ada titik api dalam beberapa hari terakhir," kata Didi Haryono di Pontianak, Jumat (9/3/2018).
Ia menjelaskan kebakaran hutan dan lahan merupakan ancaman serius yang harus ditangani dan melakukan pencegahan secara bersama-sama.
"Sebab kasus kebakaran di Kalbar masuk nomor dua setelah Riau, sehingga menjadi tanggung jawab bersama dalam melakukan pencegahan Karhutla tersebut," ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Didi juga berharap seluruh masyarakat Kalbar bersama-sama menjaga lingkungan sekitarnya dengan bijak.
Sebelumnya, Kapolda Kalbar memerintahkan perusahaan perkebunan sawit agar kembali mengaktifkan embung-embung dalam menyimpan air di musim kemarau, sehingga bisa digunakan untuk mencegah atau memadamkan Karhutla.
"Kita aktifkan kembali embung-embung untuk menimbun air, dan parit dalam menyediakan air agar airnya bisa digunakan untuk memadamkan api apabila terjadi kebakaran di sekitar kebun atau di dalam," katanya.
Menurut dia, jauh hari saat dirinya menjabat sebagai Kapolda Kalbar, sudah memerintahkan kepada seluruh kapolres agar membuat embung-embung di kawasan yang rawan terjadi Karhutla.
"Sudah dilakukan oleh para kapolres, tetapi ketika musim kemarau ini, embung-embung tersebut malah tidak ada airnya, sehingga mari kita aktifkan kembali embung-embung dalam menyimpan cadangan air tersebut," ungkapnya.
Data Polda Kalbar jumlah titik api di Kalbar cenderung mengalami penurunan, yakni tercatat yakni tahun 2015 terdata sebanyak 2.724 titik api, kemudian menurun di tahun 2016 menjadi sebanyak 1.022 titik api, dan kembali menurun di tahun 2017 menjadi sebanyak 640 titik api.
"Sehingga di tahun 2018, harusnya zero titik api, sehingga diperlukan keterlibatan semua pihak dalam mencegah terjadinya Karhutla di Kalbar, apalagi sekitar 75 persen wilayah Kalbar adalah lahan gambut, sehingga pembakaran secara liar harus dicegah bersama-sama," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ratih Rahayu
Tag Terkait: