Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekonom: Nilai Impor Jadi Solusi Jangka Pendek Jaga Stabilitas Harga

Ekonom: Nilai Impor Jadi Solusi Jangka Pendek Jaga Stabilitas Harga Sejumlah kapal bersandar di Pelabuhan Pelindo I Cabang Dumai, Riau, Kamis (19/10). Pelabuhan Pelindo Dumai adalah pelabuhan ekspor kelapa sawit mentah atau CPO terbesar di Sumatera yang melayani hingga enam juta ton per tahun, dan kini terus dioptimalkan guna mempercepat layanan pemuatan ke kapal karena potensi ekspor CPO yang ada mencapai sekitar 13 juta ton per tahun. | Kredit Foto: Antara/FB Anggoro
Warta Ekonomi, Jakarta -

Lana Soelistianingsih selaku pengamat ekonomi menilai impor masih menjadi solusi jangka pendek yang dilakukan pemerintah untuk menjaga pasokan dan stabilisasi harga bahan pangan.

"Kita melihatnya seperti itu tidak salah, karena memang ada kebutuhan yang cukup mendesak terhadap stabilisasi harga pangan," ungkap Lana dalam pernyataannya di Jakarta, Sabtu (24/3/2018).

Lana mengatakan stabilisasi harga pangan melalui kebijakan impor merupakan langkah realistis pemerintah mengingat realisasi program ketahanan pangan masih minim dan belum sepenuhnya optimal. Menurut dia, persoalan menjaga pergerakan harga pangan bisa tidak dilakukan dengan impor, dengan syarat produksi dalam negeri sudah berlebih atau terjadi swasembada.

"Swasembada itu bagus, tapi belum dimulai, jadi harus impor. Kalau tidak, harga melonjak tinggi, bisa menimbulkan kondisi sosial yang tidak baik," tutur pengajar Universitas Indonesia ini.

Lana mengatakan solusi jangka pendek dengan menyiagakan pasokan melalui impor telah cukup efektif dalam menjaga pergerakan inflasi dari bahan makanan sejak awal tahun. Untuk itu, ia memberikan apresiasi terhadap Kementerian Perdagangan yang terus berupaya mengusut tindakan para importir nakal yang berupa menyiasati aturan impor. Lana menyakini langkah memerangi kecurangan yang dilakukan importir nakal, seperti yang terjadi baru-baru ini terhadap impor bibit bawang putih untuk keperluan konsumsi dan impor apel serta jeruk ilegal, tidak akan membuat jumlah importir berkurang.

"Banyak yang mau jadi importir, kalau ada yang nakal, bisa diganti sama yang lain, nanti importir (nakal) justru rugi sendiri," pungkas Chief Economist Samuel Sekuritas tersebut.

Meski demikian, ia mengharapkan pemerintah mulai memperbaiki tata niaga pangan agar ketahanan pangan dapat terwujud dan pengadaan pasokan tidak lagi bergantung pada impor. (HYS/Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Hafit Yudi Suprobo

Bagikan Artikel: