PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN mengklaim selama tiga tahun terakhir berhasil menghilangkan defisit-defisit listrik yang banyak terjadi sebelum tahun 2015. Pemadaman yang dulu selalu terjadi di daerah seperti Sumatera Utara sekarang telah digantikan oleh cadangan yang memadai.
"Harapan kami cadangan listrik tersebut dapat dipergunakan semaksimal mungkin untuk pembangunan di daerah," kata Direktur Utama PLN Sofyan Basir di Jakarta, Rabu (28/3/2018).
Sofyan mengatakan peningkatan daya listrik tersebut tidak terlepas dari kerja keras perseroan dalam meningkatkan infrastruktur ketenagalistrikan dan melistriki desa-desa di seluruh Indonesia.
"Pada tahun 2017 total desa yang terlistriki sebesar 75.682 desa. Desa-desa yang kami listriki rata-rata memiliki akses yang sulit dan termasuk kategori daerah 3T, yaitu daerah terluar, terdepan, dan tertinggal," ujarnya.
PLN, lanjut Sofyan, juga berhasil meningkatkan jumlah pembangkit, transmisi, dan gardu induk yang beroperasi selama periode 2015-2017. Jumlah pembangkit yang beroperasi sebesar 7.969 Mega Watt, transmisi sepanjang 9.490 kilo meter sirkuit, dan gardu induk sebesar 36.008 Mega Volt Ampere.
Untuk program 35.000 MW, PLN telah menandatangani kontrak maupun Power Purchase Agreement pada Desember sebesar 31.172 Mega Watt. Pembangkit yang sedang proses konstruksi dan telah beroperasi adalah sebesar 18.474 Mega Watt. Sementara untuk program pembangkit 7.000 MW, PLN telah berhasil mengoperasikan 6.454 Mega Watt dan sisa 1.406 Mega Watt sedang dalam tahap konstruksi.
"Sejalan dengan peningkatan jumlah infrastruktur ketenagalistrikan, peningkatan juga terjadi pada rasio elektrifikasi. Rasio elektrifikasi nasional tahun 2017 berhasil mencapai 95,4% dimana angka ini melebihi target yaitu 92,75%," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Tag Terkait: