Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Paskah, Momen untuk Membangun Kehidupan yang Benar

Paskah, Momen untuk Membangun Kehidupan yang Benar Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Uskup Diosis Amboina Mgr Petrus Canisius Mandagie menegaskan perayaan kebangkitan Yesus Kristus atas maut atau Paskah menjadi momentum penting bagi umat Kristiani untuk membangun kehidupan yang benar serta penuh pengharapan.

"Kebangkitan Yesus merupakan jawaban perbaikan terhadap kehidupan umat manusia. Karena itu umat Kristiani harus mewartakan terang dan dunia yang baru. Dunia baru di mana jauh dari tipu muslihat, kekerasan, berita bohong, kebencian, dan kejahatan," kata dia saat memimpin Misa Paskah di Katedral Santo Fransiskus Xaverius Ambon di Ambon, Minggu.

Dia menegaskan peristiwa kebangkitan Yesus Kristus merupakan awal pembukaan dunia baru yang dikuasai oleh kasih Allah Yang Maha Tinggi, penuh cinta kasih dan bukan dikuasai kegelapan, dosa, dan kematian atau kebiadaban.

Umat Kristiani, katanya, ditantang untuk tidak boleh takut menjadi "hamba kebenaran" di tengah dunia dewasa ini yang penuh dengan keculasan serta tipu daya.

"Yesus adalah penjelmaan kasih, mati di kayu salib untuk dosa-dosa kita, tetapi Allah Bapa membangkitkan Dia dan menjadikannya Tuhan kehidupan dan kematian. Di dalam Yesus, kasih telah menang atas kebencian, rahmat atas dosa, kebaikan atas kejahatan, kebenaran atas kepalsuan, hidup atas kematian," ujar dia.

Dalam setiap situasi manusia, ditandai dengan kelemahan, dosa dan kematian, serta kabar baik bukanlah hanya kata-kata, tetapi kesaksian kasih tanpa syarat dan setia.

Ia mengatakan pentingnya umat memberikan kesaksian tentang kerendahan hati menghadapi orang lain, dekat dengan mereka yang tertimpa masalah hidup, berbagi dengan orang yang membutuhkan, berdiri di sisi orang sakit, orang tua, dan terbuang.

Paskah menuntut semua orang Kristen untuk menjadi "hamba kebenaran" di tengah banyaknya orang yang bersikap tidak jujur dan membengkokkan kebenaran, sekalipun harus "memikul salib" dan menghadapi berbagai risiko, penuh pengampunan, kelembutan, kebenaran, serta perdamaian dengan sesama.

"Semua umat Kristiani dituntut menjadi saksi untuk mewartakan kedahsyatan Allah yang ditunjukkan melalui kebangkitan Yesus atas maut kepada orang lain, agar semua orang memiliki pengharapan untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik dan penuh cinta kasih," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Gito Adiputro Wiratno

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: