Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Erry Nuradi mengibaratkan bahwa pengembangan pariwisata seperti pilihan antara telur dan ayam, mana yang lebih dahulu ada. Karena itu dirinya menekankan pentingnya berbagi tugas sesuai kemampuan dan bidang masing-masing.
Dalam pertemuan sederhana dengan stakeholder dan pengusaha ini, Erry menyampaikan bahwa pengembangan pariwisata di Sumut, selama tiga tahun terakhir mulai digenjot. Hal tersebut mengingat banyak tempat wisata yang potensial dan beragam. Mulai dari segi keindahan, warisan budaya (heritage), kuliner, religi (rohani), dan agro (pertanian). Karenanya, keputusan tepat menjadikan sektor ini sebagai andalan pemasukan bagi keberlangsungan ekonomi khususnya bagi masyarakat.
Beberapa negara maju di Eropa dan Asia, menjadikan sektor pariwisata sebagai andalan utama untuk devisa negaranya. Karena itu, kata Gubernur, langkah tepat ketika Presiden meminta agar banyak turis datang ke Indonesia dengan memperkenalkan 10 'Bali Baru' termasuk Danau Toba sebagai ikon wisata Sumut.
"Negara-negara di Asia, khususnya Malaysia dan Singapura, mereka begitu gencar mempromosikan pariwisata kepada dunia internasional. Karenanya tidak ada kata lain, kita harus kerja sama. Pemerintah menyediakan sarana dan prasarana, infrastruktur dan harus didukung sumberdaya manusia (SDM) yang baik," katanya, Selasa (10/4/2018).
Mengatasi stagnasi yang selama ini terjadi di pariwisata Sumut, diibaratkan seperti mempersoalkan ayam dan telur, mana yang lebih dahulu ada. Satu diantaranya adalah tingginya biaya pendaratan pesawat (landing fee) asing di Kualanamu adalah yang termahal di Indonesia. Sehingga hal ini akan menjadi masukan untuk disampaikan kepada pihak Angkasa Pura.
Dari segi tempat, menyebutkan Sumut tidak kalah dengan provinsi dan bahkan negara lain di dunia. Bahkan dibawah kepemimpinannya, Pemprovsu sudah menyiapkan buku informasi 100 Destinasi Wisata di Sumut. Mulai dari museum (21 museum), pantai yang indah, cagar budaya dan sebagainya, yang perlu dikembangkan dan dipromosikan.
"Makanya tugas pemerintah mempromosikan, dan membangun infrastruktur. Beberapa jalan kita perbaiki. Seperti jalan lingkar Danau Toba dan beberapa tempat yang kita perbaiki," katanya.
Dengan pertemuan tersebut, Erry pun menyambut baik, bahkan menekankan pentingnya pertemuan berkala, termasuk melibatkan instansi terkait seperti kementerian perhubungan, bea-cukai, imigrasi dan lainnya yang punya hubungan vertikal ke pemerintah pusat. Sehingga koordinasi menjadi titik penting dalam membangkitkan kembali gairah pariwisata di Sumut.
Sementara Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Sumut Wan Hidayati menyampaikan bahwa pertemuan bersama stakeholder dan pelaku pariwisata di Sumut merupakan bagian dari upaya memperkuat keterlibatan masyarakat dalam pengembangan sektor ini.
"Kami sudah membangun komitmen bersama. Dengan adanya sinergitas ini, kami mengharapkan bisa mengidentifikasi permasalahan dan juga melakukan strategi pengembangan pariwisata Sumatera Utara," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: