Nilai perdagangan bilateral antara Indonesia dengan Brazil sekitar US$3,5 miliar saat ini. Jumlah penduduk Brazil yang besar membuka peluang bisnis dengan skala yang besar bila dibandingkan dengan negara yang berpenduduk sedikit.
Ketua Komite Brazil Kadin Indonesia, Anderson Tanoto, menuturkan resiprocal trade akan dilakukan dalam kerja sama perdagangan dengan Brazil. Perdagangan tidak hanya dilakukan oleh satu sisi saja. Indonesia harus terus melakukan peningkatan perdagangan dengan Brazil. Peningkatan tersebut bukan saja diukur dari nilai transaksinya tapi juga volume transaksinya.
"Potensi perdagangan dari Indonesia ke Brazil antara lain kelapa sawit, produk-produk bertambah nilai, termasuk tekstil," kata Anderson dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (3/5/2018).
Sejauh ini, Indonesia telah mengekspor ke Brazil, antara lain benang, karet, minyak kelapa sawit, alas kaki, besi dan baja, kelapa kering, minyak dan lemak nabati, kakao, suku cadang elektronik, dan otomotif. Sebaliknya, Brazil mengekspor ke Indonesia seperti minyak kedelai, gula, kapas, tembakau, bijih besi, kulit, dan jagung.
Itulah potensi yang bisa dibidik Indonesia. Oleh karena itu, ada beberapa langkah yang harus ditingkatkan Indonesia untuk menjawab potensi peningkatan ekspor ke Brazil. Salah satu diantaranya memperkuat investasi untuk teknologi pertanian dan mekanisasi di sektor pertanian.
Peresmian Komite Indonesia-Brazil Kamar Dagang dan Industri (Kadin) yang dikomandoi oleh Anderson Tanoto (2/5/2018) akan memperkuat kemitraan strategis, ekonomi, dan hubungan bisnis bilateral antara Indonesia dan Brazil.
Anderson dan pengurus komite tersebut mengemban misi antara lain berkomunikasi dan interaksi yang berkelanjutan dengan Kedubes Besar Brazil; memperkuat hubungan B to B dan G to G; meningkatkan perdagangan dan investasi; mempromosikan produk-produk dan budaya Indonesia ke Brazil.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ratih Rahayu
Editor: Ratih Rahayu