Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dolar AS Melambung, Daging Ayam Ikut Meroket

Dolar AS Melambung, Daging Ayam Ikut Meroket Kredit Foto: Antara/Basri Marzuki
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Pertanian menyatakan harga daging ayam ras segar mengalami kenaikan karena dipengaruhi naiknya harga pakan ternak yang dipicu penguatan kurs dolar terhadap rupiah.

Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan, Agung Hendriari, menegaskan komoditas pangan menjelang Ramadhan tidak mengalami kenaikan harga, kecuali daging ayam dan telur.

"Saya akui daging ayam dan telur naik karena harga pakan juga naik. Kenapa? karena dolar menguat, harga pakan naik mencapai 100 sampai 150 rupiah per kilogram," kata Agung pada Diskusi FMB 9 di Kementerian Kominfo Jakarta, Jumat (11/5/2018).

Ia memaparkan naiknya harga pakan ternak, khususnya dari konsentrat yang masih impor, menyebabkan kenaikan ayam DOC (day old chicken) sebesar Rp500 per ekor, dan kenaikan daging ayam ras dari Rp32.000 per kg menjadi Rp36.000 per kg.

Kementan pun pada Jumat ini sedang melakukan pertemuan dengan para produsen besar daging ayam dan telur, seperti Charoen Pokphand dan Japfa untuk berdiskusi agar harga dapat segera terkendali.

"Nanti kita turunkan harga pakannya, karena ini tentu produsen pakan juga kita undang. Apakah bisa kita ubah menurunkan harga pakan sehingga bisa memenuhi," kata Agung.

Berdasarkan data dari situs hargapangan.id per 11 Mei 2018, harga rata-rata nasional daging ayam ras segar mencapai 35.700 per kg. Harga terendah terdapat di Sulawesi Selatan sebesar Rp27.100 per kg, sedangkan harga tertinggi daging ayam ras segar di Kepulauan Bangka Belitung mencapai Rp47.150 per kg.

Sementara itu, harga rata-rata telur ayam ras segar per 11 Mei 2018, sebesar Rp25.250 per kg. Harga terendah telur terdapat di Sumatra Utara sebesar Rp19.650 per kg, sedangkan harga tertinggi di Papua mencapai Rp36.150 per kg.

Pemerintah juga menjamin stok komoditas strategis pangan menjelang Ramadhan dan Idul Fitri 2018, khususnya beras diproyeksikan mencukupi hingga empat bulan ke depan.

Dalam menstabilkan harga dan pasokan, Agung menambahkan ada sejumlah langkah sinergis yang dilakukan Kementan bersama Bulog dan Kementerian Perdagangan. Langkah tersebut antara lain, pembukaan lapak di pasar untuk memengaruhi supaya harga tidak naik.

Pemerintah juga menggelar bazar pasar murah, monitoring harian, dan pasar e-commerce bahan pokok pertanian, khususnya beras, jagung, bawang, cabai dan daging ayam.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: