PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) sepanjang tahun 2017 lalu meski tipis, tapi masih mencatatkan pertumbuhan pada pos laba bersihnya. Laba bersih perseroan per akhir Desember 2017 tercatat sebesar Rp18,3 miliar, naik 0,57% dibandingkan tahun 2016 yang Rp18,2 miliar.
"Kenaikan laba bersih ini dicapai di tengah-tengah kondisi ekonomi yang stagnan. Kami masih mampu mencatatkan pertumbuhan laba bersih Rp18,3 miliar atau naik 0,57% meski tidak mengalami peningkatan yang berarti," ujar Direktur Utama Bank Ina, Edy Kuntardjo, dalam acara public expose di Gedung BEI di Jakarta, Senin (21/5/2018).
Ia juga mengungkapkan bahwa sepanjang tahun lalu Perseroan berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp1,49 triliun. "Kredit kita untuk sebagaian besar itu ke sektor perkebunan," jelasnya.
Sementara itu, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) masih terus meningkat sebesar 46,5% dari Rp3,1 miliar menjadi Rp4,6 miliar. Untuk mengantisipasi meningkatnya NPL, perusahaan telah menambah cadangan kerugian nilai (CKPN).
"Pembentukan CKPN sebesar Rp23,6 miliar di tahun 2017 lebih besar dibanding tahun 2016 sebesar Rp19,8 miliar sebagai antisipasi yang konservatif dalam menghadapi potensi risiko kerugian akibat turunnya kualitas kredit," ucapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Tag Terkait: