Dua diaspora Indonesia di Louisiana, Amerika Serikat (AS), Herry dan Ida Utomo, berhasil menciptakan beras berprotein tinggi. Beras yang diberi nama Cahokia tersebut telah terbukti mengandung 50% lebih banyak protein dibanding beras umumnya.
Namun, sayangnya saat ini beras tersebut kini hanya di perjualbelikan di pasar swalayan di Amerika Serikat. Lalu, apakah beras yang ditujukan untuk mengatasi gizi buruk ini bakal masuk juga ke Indonesia?
"Ada, nampaknya akan ada interest yang cukup tinggi untuk Indonesia," kata Herry Utomo kepada Warta Ekonomi melalui pesan singkat pada Jumat (25/5/2018).
Herry bahkan mengungkapkan pihaknya kini tengah mengupayakan Beras Cahokia untuk bisa masuk ke Badan Bantuan Pembangunan Internasional Amerika atau United States Agency for International Development (USAID).
"Mudah-mudahan bisa digunakan sebagai bantuan untuk penduduk yang mengalami rawan penanganan gizi yang tidak terbatas di Indonesia saja, tapi juga negara lain yang rawan pangan dan kurang gizi," tambahnya.
Ia menambahkan bahwa sekitar ratusan juta orang di seluruh dunia kini bergantung pada nasi dan memakannya tiga kali per hari. Namun, terkadang mereka tidak dapat asupan protein yang cukup karena kelangkaan atau tidak mampu membeli daging.
"Jadi, saya pikir jika kita dapat meningkatkan kandungan protein beras, itu dapat membantu mengatasi masalah gizi buruk yang serius," jelas Herry.
Lebih lanjut dikatakan kadar karbohidrat di beras Cahokia pada dasarnya tidak berubah. Cahokia memiliki indeks glisemik (IG) yang lebih rendah dibanding beras lain pada umumnya. Karbohidrat dari beras Cahokia berubah menjadi gula lebih lambat daripada beras biasa.
"Dengan begitu, bagi para penderita diabetes, beras dengan IG lebih rendah seperti Cahokia lebih aman untuk dikonsumsi," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Tag Terkait: