Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jadi Pemimpin Perusahaan di Era Disruptif, Perlu 3 Hal Ini

Jadi Pemimpin Perusahaan di Era Disruptif, Perlu 3 Hal Ini Jamil Azzaini, CEO Kubik Leadership | Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Leadership atau kepemimpinan merupakan hal yang paling berpengaruh dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Keliru menerapkan gaya kepemimpinan akan menimbulkan potensi kegagalan bagi sebuah perusahaan. Untuk itu, seorang pemimpin perusahaan sebaiknya memahami teknik-teknik dalam menjalankan peran sebagai pemimpin. Terlebih di era disruptif yang begitu kompetitif.

Di era disruptif, gaya kepemimpinan yang baik bagi seorang CEO ataupun founder perusahaan menurut CEO Kubik Leadership, Jamil Azzaini, adalah gaya seorang pemimpin yang memiliki 3 hal berikut.

1. Memiliki terobosan. Seorang pemimpin harus memiliki terobosan. Pemimpin yang tidak memiliki terobosan, akan tertinggal. Kemudian di saat bersamaan, terobosan yang dimiliki seorang pemimpin harus mendapatkan dukungan dari tim.

Terobosan dan dukungan itu dipadukan dengan hasil yang terukur. Seorang pemimpin akan melihat, apakah anggota atau karyawannya memiliki terobosan atau tidak. Jika memiliki terobosan maka persilakan kepada tim untuk menjalankan terobosan tanpa harus selalu meminta izin. Jika tidak berhasil maka meminta maaf dalam pekerjaan jauh lebih baik daripada meminta izin. Hal itu untuk merangsang adanya terobosan-terobosan kreatif.

Namun, sehebat apa pun terobosan jika tim tidak mendukung, hasilnya pun akan percuma. Kemudian sebaliknya, pemimpin memiliki dukungan, tetapi tidak memiliki terobosan maka besar kemungkinan akan ditinggal oleh tim.

2. Memberikan kesempatan dan kebebasan kepada tim atau anak buah untuk memikirkan apa yang harus dikurangi. Misalnya, dengan memberikan waktu kepada anggota untuk memikirkan apa-apa saja yang dapat dikurangi dari produk maupun service untuk memberikan kenyamanan kepada customer.

3. Memberikan kesempatan dan kebebasan kepada tim atau anak buah untuk memikirkan apa saja yang harus ditambah ataupun diperbaiki untuk menambah value perusahaan. Hal ini juga untuk meningkatkan tingkat kepuasan customer.

Memimpin tim, terlebih milenial, gaya kepemimpinan yang kaku dan tidak memberi kebebasan, justru akan membuat perusahaan tertinggal.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: