Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Minyak Berakhir Lebih Tinggi

Harga Minyak Berakhir Lebih Tinggi Kredit Foto: Reuters/Christian Hartmann
Warta Ekonomi, New York -

Harga minyak mentah berakhir sedikit lebih tinggi pada Selasa (Rabu pagi WIB), dalam sesi perdagangan yang volatil di mana harga patokan AS melewati 75 dolar AS per barel untuk pertama kalinya dalam lebih dari tiga tahun, sebelum berbalik negatif dan kemudian menutup turun.

Harga minyak menguat di awal sesi akibat kekhawatiran pasokan, kemudian turun karena para pedagang mengambil keuntungan menjelang liburan Hari Kemerdekaan Amerika Serikat, 4 Juli, dan berpendapat bahwa kekurangan pasokan global tidak akan bertahan lama seperti yang diperkirakan.

Minyak mentah memangkas kerugiannya di akhir sesi, berbalik positif karena sentimen pasar bahwa gangguan pasokan tidak akan berakhir lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.

Harga patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus meningkat 0,20 dolar AS, menjadi menetap di 74,14 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Minyak mentah AS "rebound" dari terendah sesi di 72,73 dolar AS per barel. Pada awal perdagangan, kontrak WTI naik menjadi 75,27 dolar AS per barel, tertinggi dalam 3,5 tahun terakhir.

Sementara itu, patokan internasional, minyak mentah Brent untuk pengiriman September naik 0,46 dolar AS, menjadi ditutup pada 77,76 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange, setelah diperdagangkan di terendah 76,67 dolar AS dan tertinggi 78,85 dolar AS per barel.

Dalam perdagangan pasca-penyelesaian perdagangan, harga minyak memperpanjang kenaikannya setelah American Petroleum Institute (API) mengatakan stok minyak mentah turun lebih besar dari yang diperkirakan pekan lalu. Data persediaan minyak dari Badan Informasi Energi AS (EIA) diperkirakan dirilis pada Kamis (5/7) setelah penundaan karena liburan 4 Juli.

Kenaikan harga awal terjadi setelah Iran tampak mengancam untuk mengganggu pengiriman minyak dari Teluk Timur Tengah jika Washington menekannya dengan sanksi-sanksi. Harga minyak mentah AS naik di atas 75 dolar AS per barel untuk pertama kalinya sejak 2014.

Harga merosot kembali karena beberapa pembicaraan tentang gangguan pasokan mungkin berlebihan, kata Gene McGillian, wakil presiden riset pasar di Tradition Energy di Stamford, Connecticut. Dia juga mengatakan pedagang bisa bergerak untuk melikuidasi posisi "bullish". Demikian Reuters.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: